JAKARTA,TEROPONGMEDIA.ID — Dua pengamat menilai bahwa ketiga calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta masih minim gagasan yang bersifat solutif dan masih banyak gimmick. Menurut salah satu pengamat, baru satu calon yang sudah mulai menyentuh substansi permasalahan dan solusi Jakarta secara konkret.
Pengamat Politik yang juga dosen FHISIP Universitas Terbuka Insan Praditya Anugrah menyatakan bahwa sejauh ini para calon sibuk mencari perhatian masyarakat dengan istilah-istilah yang menarik pemilih dan ha-hal yang bersifat gimmick. Menurut Insan, dari ketiga pasangan calon, baru pasangan calon nomor urut 3, Pramono-Rano yang mulai mensosialisasikan program dan solusi yang terbaik untuk Jakarta, terlepas dari tetap ada hal-hal gimmick seperti pemakaian identitas sidoel dalam kampanye.
“Pada dasarnya ketiga calon masih dominan gimmick. Namun, dari ketiganya baru satu paslon yang lumayan memaparkan substansi ide konkret dan solutif terhadap permasalahan Jakarta, yakni Pramono Rano. Dua paslon lain seperti Ridwan Kamil dan Dharma Kun tampak hanya sibuk mencari gimmick agar populer di masyarakat”, kata Insan, Selasa (2/10/2024).
Program-program untuk mengatasi kemacetan, krisis air bersih dan kurangnya ruang terbuka hijau serta kebijakan inklusif terhadap kaum disabilitas hanya dijelaskan oleh Pramoni-Rano.
“Isu-isu esensial Jakarta dan solusinya baru disampaikan oleh tim Pramono-Rano. Ada pembagunan apartemen TOD untuk mengatasi masalah kemacetan, pembangunan pipa untuk air bersih hingga pembangunan tanaman vertikal untuk mengatasi polusi udara. Solusi atas isu esensial inilah yang kita tunggu dari calon-calon lainnya”, pungkas Insan.
Sedikit berbeda dengan Insan, Dosen Komunikasi Politik Universitas Paramadina, Erick Ardiyanto menilai bahwa ketiga calon saat ini hanya fokus menarik perhatian pemilih. Padahal, menurutnya publik membutuhkan akses informasi terkait solusi dari permasalahan yang ada para calon Gubernur secara lebih transparan dan terbuka.
“Dalam konteks Pilkada Jakarta, saya kira penting bagi para calon untuk tidak hanya mengandalkan popularitas atau gimmick untuk menarik perhatian pemilih. Masyarakat Jakarta berhak mendapatkan informasi yang transparan, konkret, dan terukur mengenai rencana serta kebijakan yang akan diusung oleh calon pemimpin mereka. Keterbukaan informasi adalah kunci untuk membangun kepercayaan publik, dan tanpa penyampaian visi yang jelas, pemilih akan kesulitan untuk membuat keputusan yang tepat”, ujar Erik Selasa (2/10/2024).
Selain itu, menurut Erik, para calon harus memanfaatkan berbagai platform komunikasi untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat.Ketimbang gimmick, isu-isu sepertikemacetan, masalah perumahan, perubahan iklim dll embutuhkan solusi konkret. Diskusi terbuka, forum debat, dan sesi tanya jawab dapat menjadi kesempatan yang baik untuk menyampaikan pandangan mereka serta mendengar aspirasi masyarakat. Keterlibatan publik dalam proses ini sangat penting, karena akan membantu calon memahami kebutuhan dan harapan masyarakat Jakarta.
BACA JUGA: Kaesang Sesumbar Hadiah Private Jet Jika RK-Suswono Menang di Pilkada Jakarta
“Kita semua menyaksikan berbagai isu penting yang dihadapi Jakarta, mulai dari kemacetan, masalah perumahan, hingga perubahan iklim. Oleh karena itu, kehadiran pemimpin yang memiliki solusi konkret dan rencana aksi yang jelas sangat dibutuhkan. Saya mendorong ketiga kandidat untuk segera merilis agenda dan program kerja yang dapat dipahami oleh masyarakat, sehingga pemilih dapat membuat pilihan yang cerdas dan beralasan”, pungkas Erik.
(Agus Irawan/Usk)