BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Kampung Nelayan Modern (Kalamo) Biak, Papua siap mengambil peluang ekspor langsung ikan tuna ke berbagai negara. Peluang ini semakin nyata setelah Koperasi Samber Binyeri sebagai pengelola Kalamo menandatangani perjanjian kerjsama (PKS) dengan PT Perikanan Nusantara Jaya, PT PINDAD International Logistik (PIL) dan PT Pelindo.
Kalamo Biak, papua merupakan pusat produksi ikan tuna dan memiliki kontirbusi besar dalam produksi tuna nasional. Koperasi Samber Binyeri yang mengelola Kalamo merupakan inisiasi dari Kementerian kelautan dan Perikanan dalam mendorong kegiatan ekspor produk tuna secara langsung dari Papua.
Ekspor langsung produk tuna ini bertujuan agar kondisi ikan lebih segar, dengan begitu kualitas produk akan semakin bagus dan tentunya harganya akan semakin tinggi.
Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Budi Sulistiyo mengungkapkan rasa Syukur atas adanya perjanjian Kerjasama (PKS) ini.
“Alhamdulillah, Kalamo Biak menunjukkan progres yang semakin bagus dan bersiap untuk bisa ekspor produk tuna” kata Budi, mengutip laman resmi Kementrian Kelautan dan Perikanan, Senin (13/5/2024)
Budi juga menyampaikan adanya peluang dari PT Samudra Ulam yang merupakan supplier tuna beku di kancah internasional, yang saat ini tengah membangun fasilitas pengolahan fillet tuna dengan brand “Nusa Tuna” berkapasitas 300ton perbulan dan siap beroperasi pada Juni mendatang.
Adanya kesepakatan PT PINDAD International Logistik (PIL) dan PT Pelindo untuk membangun Unit Pengolahan Ikan (UPI) yang akan memanfaatkan lahan di area pelabuhan semakin melengkapi kebutuhan Kalamo dalam meningkatkan kualitas hasil tangkapan nya.
Rencananya, Unit pengelolaan ikan ini akan dilengkapi fasilitas berupa bangunan proses yang berisi ruang pilah, timbang, pembersihan, packaging, administasi dan stuffing dengan kapasitas proses hingga 750 ton per minggu.
BACA JUGA: KKP Hentikan 3 Kapal Pencuri Pasir Laut RI di Pulau Rupat Bengkalis Riau
Unit Pengelolaan Ikan juga dilengkapi bangunan gudang (gudang penerimaan) dengan kapasitas 200 ton, 100 plugging container yard, 100 container empty yard, dan listrik 1 megawatt. Tak hanya itu, ada juga layanan sandar bongkar dan jasa pengiriman.
Budi juga memastikan Unit Pengelolaan Ikan memenuhi prinsip Good Manufacturing Practices (GMP) dan Sanitation Standard Operating Procedures (SSOP) dalam proses pendaratan ikan.
Pembangunan Unit Pengelolaan Ikan ini merupakan bagian dari kemitraan Ditjen PDSPKP dan PT Pindad International Logistik (PIL) serta Sinergi BUMN antar PT Pindad dan PT Pelindo.
“Untuk yang PT PIL sudah ground breaking dan targetnya selesai bulan Juli 2024,” jelas Budi.
Sebagai informasi, kolaborasi di Kalamo melibatkan 11 mitra bisnis yang terdiri atas BUMN dan swasta. Ground breaking dilakukan pada Sabtu (11/5/2024), dan dihadiri Pj Bupati Biak, Dirut PIL Pindad, GM Pelindo Regional IV Biak dan Dirjen PDSPKP.
(Raidi Rahman/Usk)