BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PAN, Verrell Bramasta kembali mencuri perhatian publik. Bukan karena kiprahnya di dunia hiburan, melainkan lewat kritik tajam terhadap kebijakan kontroversial Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang dikenal dengan sebutan KDM.
Kritik ini disampaikan Verrell terkait kebijakan pengiriman anak-anak remaja bermasalah ke barak militer.
Dalam keterangan tertulis pada Selasa (13/5/2025), Verrell menyatakan dengan tegas bahwa pendekatan militeristik semata tidak akan menyelesaikan akar persoalan kenakalan remaja. Ia menilai, remaja justru membutuhkan pendekatan yang lebih manusiawi dan menyeluruh.
“Bila kita hanya mengandalkan physical approach atau pendekatan secara fisik tanpa menyentuh dimensi psikologis dan juga spiritual para remaja ini, saya rasa kita malah akan membentuk karakter anak-anak muda yang keras, bukan yang tangguh,” ujar Verrell.
Kritik yang Menyentuh Jantung Demokrasi
Putra artis senior Venna Melinda ini juga menekankan pentingnya keterbukaan pejabat publik terhadap kritik. Menurutnya, dalam sistem demokrasi, masukan dan evaluasi adalah bentuk cinta terhadap bangsa, bukan serangan personal.
“Kalau tidak mau dikritik, merasa selalu paling benar, tidak usah jadi pejabat,” tambahnya dengan nada tegas namun tetap diplomatis.
Pernyataan ini pun langsung viral dan menuai respons positif dari masyarakat. Terutama kalangan muda yang mulai menyadari pentingnya suara legislatif dalam menentukan arah kebijakan publik.
Banyak yang menyebut Verrell bukan sekadar pesohor yang nyasar ke politik, melainkan sosok muda yang serius membela rakyat.
Baca Juga:
Grup Fantasi Sedarah Viral di Medsos, Jadi Sarang Predator Anak!
Dapat Julukan “Messi Politik”
Salah satu pujian paling mencolok datang dari akun Pinter Politik, yang menyebut Verrell sebagai “Messi Politik”.
Julukan ini diberikan karena manuver politik Verrell dinilai lincah, tajam, dan penuh strategi, layaknya Lionel Messi di lapangan hijau.
Bagi Verrell sendiri, panggilan itu adalah amanah besar. Ia membuktikan bahwa politisi muda bisa berbicara lantang tanpa kehilangan etika, serta menunjukkan bahwa keberanian menyuarakan nurani rakyat bukan monopoli tokoh senior.
Momen Ini Penting Bagi Pendidikan Nasional
Sebagai anggota Komisi X DPR RI yang membidangi urusan pendidikan, pemuda, dan olahraga. Verrell menegaskan bahwa pendekatan terhadap kenakalan remaja harus mengutamakan pembinaan karakter, konseling psikologis, dan pendidikan berbasis empati.
Ia mengingatkan, masa depan anak bangsa tidak bisa diselesaikan hanya dengan barak, teriakan, atau disiplin fisik.
“Pendidikan itu soal menyentuh hati, bukan hanya mengatur barisan,” tulisnya di media sosial setelah pernyataan resminya ramai dibicarakan.
Dengan kritik ini, Verrell tak hanya menantang status quo, tapi juga menghidupkan kembali diskusi publik tentang pentingnya pendekatan berkelanjutan dalam dunia pendidikan.
Apakah Gubernur Dedi Mulyadi akan membuka telinga atau justru tetap bertahan dengan cara lamanya? Publik menanti.
(Hafidah Rismayanti/Budis)