BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Grup musik tradisional Sunda, Puspa Karima, semakin menunjukkan komitmennya dalam menjunjung kebudayaan daerah. Simak profil Puspa Karima, grup karawitan Sunda asal Sumedang, Jawa Barat, yang semua personelnya perempuan.
Bernaung di bawah Yayasan Puspa Karima Indonesia, yang dipimpin oleh Bunga Dessri Nur Ghaliyah sejak 2021, grup musik ini berkomitmen untuk memajukan kebudayaan dan memberdayakan perempuan.
Sebagai platform bagi perempuan dan kaum minoritas, yayasan ini aktif dalam konservasi, dokumentasi, dan pengembangan kebudayaan.
Bunga Dessri menegaskan, Puspa Karima adalah gurp musik tradisional asal Sumedang yang tidak hanya bermusik, tetapi juga mengedukasi dan membela hak-hak wanita.
“Gak cuma memberdayakan perempuan, Puspa Karima juga berkontribusi untuk perkembangan budaya Sunda,” ujar Bunga Dessri, pemain rebeb dan founder Puspa Karima, dalam akun resmi Instagramnya, @puspakarima, dikutip Minggu (2/3/2025).
Yayasan Puspa Karima beranggotakan lebih dari 20 orang yang terlibat dalam seni pertunjukan, sastra, dan juga riset budaya, baik di dalam maupun luar negeri.
Kiprah Puspa Karima di antaranya:
- UNESCO – Perancis (2019), Cultural Event of Permanent Delegation of the Republic of Indonesia to UNESCO
- The Embassy of France & IFI (2019)
- Singapore (2022), Resepsi Diplomatik – KBRI Singapura
- China – ASEAN Music Festival (2022), Konser ISBI & Guanxi Academy of Arts
- Lokovasia – Nasional (2023-2024),Kemendikbud RI Denpasar & Malang
Grup musik Puspa Karima kembali terpilih sebagai peserta dalam Lokakarya Konservasi dan Inovasi Musik Tradisi (Lokovasia) 2024.
Acara yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bekerja sama dengan Yayasan Musike SJ ini akan digelar di Universitas Negeri Malang, Jawa Timur, pada 1-8 September 2024.
Setelah sukses berpartisipasi di Lokovasia 2023 dengan membawakan kesenian Ketuk Tilu dan Celempungan, Puspa Karima pada 2024 menampilkan inovasi musik yang berakar pada tiga kesenian tradisional, yaitu Reak, Bakbrung, dan Celempung Buhun.
Grup musik asal Jawa Barat ini mengirimkan lima delegasi, terdiri dari empat generasi baru dan satu peserta tahun lalu.
Dengan partisipasinya di Lokovasia 2024, Puspa Karima tidak hanya ingin mempertahankan eksistensi musik tradisi, tetapi juga menyuarakan pentingnya peran perempuan dalam menjaga keberlanjutan budaya dan ketahanan pangan di Indonesia.
BACA JUGA
Mengangkat Tema Perempuan dan Pangan, Puspa Karima Siap Tampil di Lokovasia 2024
Drama Teater Musikal Bangkit Lagi di Bandung, Tren Panggung yang Memikat Hati Anak Muda
Kegiatan Terbaru
Pada Sabtu 22 Februari 2025, para personel Puspa Karima hadir sebagai talent dalam mini konsér Irama Bunga Sunyi Vol 6 nu digelar oleh Toko & studio Kongsi 8 bersama Kreator Video Sefrekuensi Sistem, di Jatinegara, Jakarta Timur.
Mini konser musik tradisional tersebut merupakan kegiatan perdana, yang sebelumnya hanya menggelar musik-musik modern.
“Kontras, memang! Bayangkan saja, di tengah-tengah pasar loak Jatinegara terdengar alunan suara Tarawangsa, Kendang, Goong, Rebab, Kacapi, Tarompét dan Gambang, mengiringi lantunan suara sinden. Cuma ada dalam Irama Bunga Sunyi Kongsi 8,” tulis akun Instagram Puspa Karima pada 24 Februari 2025.
Uniknya, konser digelar secara ekslusif dengan harga tiket Rp 100 ribu, yang apabila ingin satu paket dengan nasi liwet menjadi Rp150 ribu.
Semua apresiator mendapatkan fasilitas headphone, termasuk talent, agar mereka fokus. Bagi para talent, fasilitasi seperti ini audio control menjadi lebih jelas.
“Tidak seperti panggung biasa,” katanya.
(Aak)