JAKARTA, TEROPONGMEDIA.ID — Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Australia mengecam terhadap sikap sejumlah anggota Komisi XI DPR RI yang memilih terbang ke Australia ketika gelombang protes merebak di Indonesia terkait kenaikan tunjangan anggota dewan. Mereka menyurati, dengan mengungkapkan kekecewaanatas sikap para wakil rakyat tersebut.
“Melalui surat terbuka ini, kami PPI Australia menyampaikan rasa kecewa dan mengecam tindakan sejumlah anggota Komisi XI DPR RI yang lebih memilih untuk berada di Australia di saat rakyat Indonesia sedang menyuarakan aspirasi dan melakukan demonstrasi,” demikian isi surat yang ditandatangani oleh Ketua Umum PPI Australia 2024–2025, Wildan Ali, seperti dikutip pada Minggu (31/08/2025).
Wildan mempertanyakan kejelasan dari tujuan kunjungan tersebut. Jika memang kunjungan itu bersifat resmi, menurutnya, ada sejumlah hal yang perlu dijelaskan kepada publik, termasuk soal lamanya perjalanan dinas yang berlangsung hingga akhir pekan.
“Semua orang tahu bahwa tidak ada aktivitas kantor di Australia pada hari Sabtu dan Minggu, sehingga kegiatan bilateral antar negara tidak mungkin dilaksanakan,” ujarnya.
Dalam surat terbuka itu, Wildan juga menyoroti adanya jadwal kegiatan yang tidak relevan dengan kedinasan, seperti partisipasi dalam Sydney Marathon 2025 dan kunjungan wisata ke Blue Mountain serta Scenic World & Echo Point. Ia menilai hal ini bertentangan dengan komitmen pemerintah dalam penghematan anggaran negara.
“Juga memperlihatkan gaya hidup bermewah-mewahan di tengah derita rakyat. Kalaupun menggunakan uang pribadi, kami merasa bahwa hal tersebut tetap tidak pantas mengingat kondisi negara saat ini sedang tidak baik-baik saja,” lanjutnya.
BACA JUGA:
Sahroni Minta Maaf Tapi Ogah Pulang ke Indonesia, Takut Didemo?
Rieke Diah Pitaloka Minta Anggota DPR Lebih Bijak Tanggapi Kritik Soal Isu Tunjangan
Wildan menambahkan bahwa perilaku semacam itu menunjukkan minimnya rasa empati terhadap kesulitan dan kemarahan masyarakat.
“Lebih jauh lagi, sikap demikian jelas memperlihatkan hilangnya empati terhadap penderitaan dan kemarahan rakyat Indonesia,” tegasnya.
Terkait hal tersebut, PPI Australia mengajukan sejumlah tuntutan terbuka, yaitu:
-
Kepada Delegasi Komisi XI DPR RI:
-
Menyampaikan penjelasan secara terbuka kepada masyarakat mengenai maksud, manfaat, dan sumber pendanaan kegiatan tersebut, serta meminta pertanggungjawaban dari anggota yang ikut serta;
-
Segera kembali ke Indonesia untuk merespons tuntutan masyarakat dan menerima aspirasi secara langsung.
-
-
Kepada Penyelenggara Sydney Marathon:
-
Menolak keikutsertaan anggota DPR RI dalam kegiatan tersebut apabila terbukti mengikuti demi kepentingan pribadi;
-
Mengingat Sydney Marathon adalah ajang internasional yang bergengsi, keterlibatan anggota DPR yang dianggap lari dari tanggung jawab justru mencoreng nama baik acara dan nilai-nilai yang dijunjung.
-
“Sebagai pelajar Indonesia di Australia, kami tidak bisa tinggal diam menyaksikan representasi legislatif yang mengabaikan rakyat dan bersembunyi dibalik alasan kerja,” ungkap Wildan.
“Kami malu memiliki wakil rakyat yang tidak transparan, tidak akuntabel, dan jauh dari empati publik. Wakil rakyat seharusnya hadir dan berdiri bersama rakyat, bukan pergi dan meninggalkan tanggung jawabnya demi kepentingan pribadi di luar negeri,” tambahnya.
(Saepul)