BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Militer Israel akhirnya mengakui kesalahan dalam laporan awal terkait insiden penembakan terhadap 15 tenaga medis Palestina yang tengah menjalankan misi kemanusiaan di Gaza Selatan bulan lalu.
Tragedi ini menuai kecaman internasional dan memicu seruan luas agar dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap prosedur militer di wilayah konflik. Banyak pihak menilai insiden tersebut sebagai bentuk pelanggaran serius terhadap hukum humaniter internasional.
Tewas Saat Bertugas
Sebanyak 15 tenaga medis, termasuk paramedis dan petugas darurat, dilaporkan tewas ketika tengah mengevakuasi korban luka akibat serangan udara Israel. S
atu minggu yang lalu, tim gabungan dari Palang Merah Palestina (PRCS) dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menemukan jasad mereka terkubur dalam kuburan dangkal di wilayah yang hancur.
Militer Israel menyatakan bahwa pasukannya saat itu melepaskan tembakan ke arah sejumlah kendaraan yang dianggap mencurigakan karena tidak menyalakan tanda darurat.
Namun, klaim ini dibantah keras setelah PRCS merilis rekaman video dari ponsel salah satu korban, yang memperlihatkan para tenaga medis mengenakan seragam lengkap, mengoperasikan ambulans serta kendaraan pemadam kebakaran yang ditandai jelas dan menyala lampu daruratnya.
Kesaksian dan Bukti Lapangan
Dalam video tersebut, tampak jelas bahwa kendaraan tanggap darurat tidak menunjukkan ancaman.
Satu-satunya korban selamat, Munther Abed, paramedis PRCS, membenarkan bahwa tim medis telah menyalakan lampu darurat dan menggunakan atribut resmi, namun tetap menjadi sasaran tembakan.
Jumlah total tim penyelamat saat itu adalah 17 orang. Satu petugas masih dinyatakan hilang, sementara sisanya ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan.
Menurut juru bicara Pertahanan Sipil Palestina, Mahmoud Basal. Beberapa korban ditemukan dengan tanda-tanda kekerasan berat, bahkan ada yang tanpa kepala dan tangan terikat.
Penyelidikan Internal Israel
Seorang pejabat militer Israel menyampaikan bahwa penyelidikan atas insiden ini tengah berlangsung, dan hasilnya akan dilaporkan kepada komandan militer. Ia mengakui bahwa laporan awal tidak akurat, khususnya terkait keberadaan lampu darurat pada kendaraan medis.
“Apa yang kami pahami saat ini adalah bahwa orang yang memberikan laporan awal ternyata keliru. Kami sedang menyelidiki penyebabnya,” ujar pejabat tersebut, dikutip pada Selasa (8/4/2025).
Di sisi lain, Kementerian Kesehatan Palestina menuduh pasukan Israel telah melakukan eksekusi terhadap tenaga medis. Tuduhan ini didukung oleh temuan jenazah yang menunjukkan adanya indikasi perlakuan tidak manusiawi sebelum para korban dikubur bersama reruntuhan ambulans.
(Hafidah Rismayanti/Budis)