BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) melaporkan sebanyak 42.385 pekerja menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK) sepanjang Januari-Juni 2025. Angka ini melonjak tajam sekitar 32,19 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024 lalu.
Laporan tersebut berdasarkan dari rekap data yang diunggah pada laman Satudata Kemnaker. Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli mengatakan salah satu penyebab PHK tersebut diakibatkan kondisi pasar yang sedang melemah dan permintaan yang menurun.
“Itu karena memang industrinya memang pasarnya sedang turun. Kemudian ada industri itu sendiri yang dia berubah model bisnisnya. Kemudian ada yang ada isu terkait dengan internal, hubungan industrial dan seterusnya,” ujar Yassierli di Jakarta, Selasa (22/7/2025).
Yassierli mengungkapkan bahwa data PHK Kemnaker memiliki standar pencatatan yang lebih rinci. Laporan ini mencakup data PHK berdasarkan provinsi serta sektor industri yang terdampak.
Merujuk data di Satudata Kemenaker, jumlah korban PHK sepanjang Januari-Juni 2025 paling banyak berada di tiga provinsi, yaitu Jawa Tengah sebanyak 10.995 orang, Jawa Barat 9.494 orang dan Banten 4.267 orang.
Baca Juga:
Agus Gumiwang Ingatkan Toyota hingga Suzuki Jangan PHK Karyawan dalam Kondisi Tak Stabil
Microsoft PHK 9.100 Karyawan, Divisi Xbox dan Studio Gim Paling Terdampak!
Kepala Badan Perencanaan dan Pengembangan Ketenagakerjaan Kemenaker, Anwar Sanusi mengakui tren PHK pada 2025 ini lebih tinggi daripada tahun lalu.
Jumlah PHK pada tahun 2025 ini naik 32,19 persen jika dibandingkan dengan data PHK Januari-Juni pada 2024 lalu yang tercatat sebanyak 32.064 orang.
Anwar menjelaskan, sektor pengolahan, perdagangan besar dan eceran serta pertambangan dan penggalian menjadi tiga sektor industri yang penyumbang PHK terbanyak.
Tren PHK 2025 ini, menurut Anwar, marak terjadi di awal tahun 2025. Namun, tren ini sedikit menurun dibandingkan bulan sebelumnya pada Juni 2025.
“Adanya satu tren yang sebetulnya tahun 2025 ya memang agak lebih tinggi. Tapi di dalam bulan Juni ini, data kemarin bulan Juni ini agak turun,” kata Anwar.
Data Kemnaker menunjukkan, angka PHK pada bulan Juni 2025 turun 65% menjadi 1.609 orang dari angka PHK pada bulan Mei 2025 yang tercatat sebanyak 4.702 orang.
Ia menyatakan pihaknya akan mendalami penyebab naik dan turunnya tren PHK ini untuk mengidentifikasi faktor faktor lain yang menjadi penyebab pemutusan kerja di Indonesia.
“Ya kami mungkin akan mendalami ya. Kenapa itu terjadi. Tentunya ada mungkin faktor-faktor lain yang memang itu belum selesai dalam proses PHK,” tambahnya.
(Raidi/_Usk)