BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Kasus kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arya Daru Pangayunan (ADP) terungkap, pihak Kementerian Luar Negeri buka suara.
Sebelum ditemukan tewas, Arya Daru disebut mengalami masalah psikologis seperi kelelahan mental atau burnout.
Juru Bicara Kemlu, Rolliansyah Soemirat menyatakan sedari awal pihaknya mendukung proses penyelidikan kasus ini dengan terbuka atas semua akses yang diperlukan.
“Kemlu menyampaikan apresiasi aptas upaya yang telah dilakukan oleh tim penyelidik Polda Metro Jaya dan para ahli yang dilibatkan selama pelaksanaan penyelidikan,” katanya lewat keterangan, dikutip Kamis (31/7/2025).
Ia juga menyatakan bahwa Kemlu menghargai berbagai masukan atas wafatnya Arya Daru.
“Kemlu juga menghargai atensi serta berbagai masukan yang telah disampaikan oleh semua pihak terkait dengan wafatnya Saudara ADP,” tuturnya.
Rolliansyah mengatakan Kemlu tetap berkomitmen akan mendampingi keluarga Arya yang tengah mengalami masa-masa sulit saat ini.
Apalagi selama ini pihaknya selalu memberikan layanan konseling psikologi dan psikiatri untuk staf dan keluarganya.
“Secara umum, Kemlu juga selama ini memberikan berbagai dukungan kepada seluruh staf dan keluarga Kemlu yang membutuhkan, termasuk layanan konseling psikologi dan psikiatri,” katanya, Rabu (30/7/2025).
Hal itu dilakukan agar staf Kemlu maupun keluarganya tak mengalami tingkat depresi berlebihan khususnya soal kedinasan.
“Layanan in-house ini telah disediakan Kemlu untuk membantu staf Kemlu dan keluarganya apabila terdampak dari aktivitas dan penugasan kedinasan,” jelasnya.
Di sisi lain, Rolliansyah menyebut sosok Arya Daru dikenal sebagai orang yang mempunyai dedikasi tinggi.
Sehingga, membuat staf Kemlu terpukul ketika mendengar kematian Arya Daru.
“Kepergian Almarhum ADP (Arya Daru) meninggalkan duka mendalam bagi Kemlu. Almarhum dikenal sebagai pribadi yang baik dan ramah, rekan kerja yang berdedikasi, serta senior yang mengayomi. Kepergian almarhum juga memberikan dampak emosional terhadap rekan kerja dan keluarga besar Kemlu lainnya,” ucapnya.
Ahli Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor) Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi) Nathanael EJ Sumampouw mengungkap kondisi psikologis diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arya Daru Pangayunan.
Hal itu disampaikan dalam konferensi pers kematian Arya Daru di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (29/7/2025).
Pemeriksaan terhadap Arya Daru dilakukan tim yang terdiri dari tujuh psikolog berpengalaman dengan pendekatan autopsi psikologis.
Nathanael menyebut dalam proses pengungkapan pihaknya mewawancarai keluarga, rekan kerja, atasan, dan orang-orang yang mengenal almarhum.
Selain itu, pihaknya juga mempelajari dokumen dan informasi dari kehidupan pribadi, pekerjaan, serta data dari kepolisian untuk memahami kondisi psikologis.
Berdasarkan hasil pemeriksaan mendalam, diplomat kemlu memiliki riwayat mengakses layanan kesehatan mental secara daring.
Data yang dihimpun, upaya itu pertama kali tercatat pada tahun 2013 dan terakhir kali terpantau pada tahun 2021.
Baca Juga:
Hasil Pemeriksaan Kasus Kematian Diplomat Muda Arya Daru Diumumkan ke Publik, Begini Hasilnya
Seorang diplomat Kementerian Luar Negeri, Arya Daru Pangayunan, ditemukan meninggal dunia di kamar indekosnya yang berlokasi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa pagi (8/7/2025).
Korban ditemukan dalam kondisi terbaring di atas kasur. Bagian kepalanya dibungkus plastik yang dililit lakban berwarna kuning, sementara tubuhnya tertutup oleh selimut berwarna biru.
(Virdiya/_Usk))