BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Inovasi unik datang dari empat mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Mereka berhasil menciptakan biofilter rokok berbahan dasar daun nanas, tulang cumi, dan arang untuk membantu menyaring nikotin serta tar. Karya ini bahkan sukses meraih medali emas dalam ajang International Science Technology and Engineering Competition (ISTEC) di Bali, Mei 2025.
Inovasi Filter Rokok dari Limbah Daun Nanas
Biofilter bernama Chitopine ini dirancang untuk mengurangi kandungan nikotin dan logam berat pada rokok, sehingga bisa digunakan dalam program rehabilitasi pecandu rokok. Inovasi tersebut lahir dari tangan Hana Rahmawati dan Mira Shofiah dari Fakultas Farmasi UMS, serta Muhammad Daffa Qory Maulana dan Muhammad Thoriq Azwar dari Fakultas Kedokteran.
Berbeda dengan filter rokok biasa, Chitopine memanfaatkan limbah daun nanas yang kaya akan selulosa asetat, beta-kitosan dari tulang cumi yang mampu menyerap timbal, serta arang yang dikenal efektif menyerap nikotin. Kombinasi tiga bahan ini kemudian dicetak menjadi spons kecil yang ditempatkan di dalam cerutu kayu khusus sebagai media uji coba.
“Filter biasa tidak punya ruang untuk bahan ini, jadi kami buat wadah khusus dengan sistem putar seperti botol minum,” jelas Hana saat mendemonstrasikan biofilter tersebut.
Dalam pengujian laboratorium, Chitopine terbukti mampu menurunkan kadar nikotin hingga 26 persen dan mengurangi kandungan timbal sebesar 18–47 persen. Proses pengujian dilakukan dengan metode kromatografi gas dan spektrofotometri serapan atom.
Meski demikian, tim mahasiswa UMS masih menghadapi tantangan untuk memastikan pengalaman merokok tetap terasa sama bagi pengguna. “Prinsipnya, perokok merasa seperti tidak memakai filter, tetapi zat berbahayanya sudah berkurang,” ujar Daffa.
Perjuangan hingga Jadi Jawara di Bali
Sebelum tampil di ISTEC 2025, tim UMS sempat berencana mengikuti lomba di Jepang, namun terkendala biaya dan visa. Kesempatan akhirnya datang dari ajang internasional di Bali yang mempertemukan 125 finalis dari berbagai negara.
Di hadapan juri dari BRIN dan peneliti Malaysia, tim UMS mempresentasikan hasil riset selama empat bulan. Meski sempat pesimistis, kerja keras mereka membuahkan hasil: Chitopine dinobatkan sebagai juara dan menyabet medali emas kategori technical engineering.
Juri pun memberikan masukan agar pengujian biofilter ini lebih variatif, misalnya dengan membandingkan efektivitasnya pada rokok kretek dan rokok filter.
Ke depan, tim UMS berharap Chitopine tidak sekadar menjadi karya akademis, tetapi juga bisa dikembangkan lebih lanjut untuk industri kesehatan. Target utamanya adalah membantu perokok aktif yang tengah menjalani terapi berhenti merokok.
Baca Juga:
Inovasi Hijau ITB: Ubah Limbah Jeruk dan Cengkeh Jadi Bioinsektisida, Sabet Juara Dunia
Mahasiswa ITB Raih Juara Nasional dengan Inovasi Energi Panas Bumi Ramah Lingkungan
“Kami tidak ingin filter ini justru membuat orang terus merokok. Harapannya, ini bisa jadi jembatan untuk mengurangi ketergantungan nikotin,” kata Daffa.
Prestasi ini menjadi pijakan awal bagi Hana dan tim untuk melangkah ke kompetisi internasional berikutnya. Dengan pengembangan lebih lanjut, biofilter daun nanas karya mahasiswa UMS berpotensi menjadi solusi inovatif dalam mendukung gaya hidup sehat dan program rehabilitasi pecandu rokok di Indonesia.
(Virdiya/Budis)