BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Membangun budaya literasi di era digital menjadi fokus utama dalam seminar bertajuk ‘Literasi Connect’ yang diselenggarakan oleh Divisi Intelektual Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi (HMPK) Universitas Halim Sanusi (UHS), Jumat (14/3/2025).
Seminar ini menghadirkan M Fiqi Faturrochman sebagai narasumber muda yang memberikan perspektif segar mengenai literasi dalam konteks kekinian.
Dalam paparannya, Fiqi menegaskan literasi tidak hanya sebatas kemampuan membaca buku, tetapi mencakup pemahaman terhadap konsep dan cara berpikir yang mendalam.
“Orang yang literasinya kurang (bukan buku yang dia baca, tapi konsep yang dia tahu) akan mudah tersulut emosi,” kata Fiqi.
Fiqi juga mengaitkan literasi dengan cara berpikir filosofis. Menurutnya, literasi yang matang akan membantu seseorang memahami bahwa setiap masalah adalah bentuk pikiran yang belum selesai.
Ia memberikan contoh sederhana, yaitu ketika seseorang tidak memiliki uang, orang lain dengan mudah menjawab bahwa solusinya adalah memiliki uang. Namun, ketika orang tersebut diberikan uang (misalnya Rp12 juta dan harus segera dihabiskan saat itu juga) ia justru kebingungan akan digunakan untuk apa.
“Itu pun bisa menjadi masalah. Artinya, masalah bukan semata karena kekurangan, tapi karena belum tuntas berpikir,” jelasnya.
Dengan gaya penyampaian yang santai namun reflektif, Fiqi mengajak mahasiswa untuk membiasakan diri berpikir lebih dalam dan tidak langsung reaktif terhadap informasi atau kondisi yang mereka hadapi. Menurutnya, kemampuan literasi yang kuat akan melahirkan individu yang tidak hanya cakap memahami informasi, tetapi juga bijak dalam merespons situasi.
BACA JUGA:
Mahasiswa Komunikasi UHS Sukses Gelar ‘Cinema Talk: Bedah Film dan Peluang Karir Dibaliknya’
Peduli Terhadap Petani Disabilitas, Mahasiswa UHS Gelar ‘Suara untuk Kesetaraan‘
Setelah menggelar seminar, HMPK UHS juga menggelar talkshow untuk memperkenalkan kegiatan literasi yang akan diadakan setiap minggu oleh divisi intelektual HMPK.
Dalam talkshow tersebut, divisi intelektual memberikan contoh kegiatan literasi buku, film dan musik yang akan mereka adakan. Seperti membaca buku bersama kemudian berdiskusi tentang buku yang mereka baca, kemudian saling mengutarakan pandangan pada film yang mereka tonton, dan menyuarakan pendapat terkait musik yang mereka dengar.
Seminar dan talkshow ini diharapkan menjadi penggerak lahirnya budaya literasi yang kritis, reflektif, dan relevan di tengah tantangan era digital.
(Virdiya/Budis)