JAKARTA, TEROPONGMEDIA.ID — Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) membela Presiden Prabowo Subianto, terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Ia menilai, kondisi ekonomi saat ini sangat dipengaruhi oleh kondisi global, terutama kebijakan dari Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.
JK mengatakan, jika kebijakan Trump yang menaikan tarif resiprokal pada produk-produk global yang ingin masuk ke Negri Paman Sam justru bisa menjadi senjata makan tuan.
“Trump belum paham, justru kebijakan tarif tinggi itu akan membebani sendiri rakyat USA dalam mengonsumsi produk-produk China dan negara lain yang selama ini membanjiri USA dengan harga terjangkau. Sebuah kebijakah bunuh diri,” kata JK dalam pidato acara Meet the Leaders di kampus Universitas Paramadina, Jakarta, ditulis Minggu (25/05/2025).
BACA JUGA:
Bahlil Lahadalia Umumkan Kepengurusan Golkar, Ada Putra Jusuf Kalla!
Prabowo Tunjuk Letjen Djaka Jadi Dirjen Bea Cukai karena Karib, Ini Kata Gerindra
Sehingga, menurutnya, pertumbuhan ekonomi global turun dari semula 3,7 menjadi hanya 2,8 persen dalam waktu dua bulan kebijakan tarif Trump dikeluarkan.
Merosotnya ekonomi global berdampak pada Indonesia yang pertumbuhannya menjadi tersendat. Dari rencananya 5,2 persen pertumbuhan ekonomi hanya mencapai 4,8 persen.
Apalagi, kata JK, hutang menumpuk dan defisit tinggi akibat periode pemerintahan sebelumnya, akhirnya jalan efisiensi diambil oleh pemerintah Prabowo saat ini. Kondisi itu, menurutnya tidak sepenuhnya salah Prabowo.
“Bukan salah Prabowo, tapi itu akibat ekonomi dunia dan juga kebijakan pemerintahan masa lalu yang berakibat terjadi efisiensi di mana-mana,” jelasnya.
Ia memandang, akibat dari efisiensi itu berdampak pada banyak program pemerintah yang tidak berjalan mulus. Kemudian, terjadi penurunan daya beli masyarakat, konsumsi semakin melambat, PHK terjadi di mana-mana.
Dampak buruk lainnya, kata JK, premanisme semakin berkembang. Menurutnya, tindak premanisme itu menjadi banyak lantaran lemahnya faktor ekonomi.
“Premanisme yang tumbuh subur juga dampak tidak langsung oleh sebab kemunduran ekonomi yang berperanguh pada ekonomi rakyat banyak. Preman memang perlu diatasi, tapi penyebab utamanya harus diselesaikan, yaitu pengangguran massal,” ujarnya.
(Saepul)