BANDUNG, TM.ID: Pimpinan Wilayah Bulog Jawa Barat Muhammad Attar Rizal menjamin, ketersediaan beras dipastikan aman hingga akhir tahun.
Dia menuturkan, saat ini stok beras mencapai 133 ribu ton. Jumlah tersebut sambung dia akan terus bertambah, seiring dengan adanya panen masuk.
“Kita terus top up, seiring ada panen di beberapa spot kalau memang harganya masuk. Cukup sampai 3-4 bulan. Ini akan masuk lagi dari luar negeri dan kita top up lagi dari panen raya,” ujarnya di Gedung Sate, Senin (18/9/2023) kemarin.
BACA JUGA: Komisi V DPRD Jawa Barat Dorong Percepatan Pembangunan SMAN di Kecamatan Ciater
Attar melanjutkan, kekeringan yang terjadi cukup berdampak dengan ketersediaan beras. Sebab memengaruhi jumlah produksi normal pada umumnya.
“Pasti, artinya yang pertama produksi menurun akibat kekeringan. Yang kedua harga, kalau serapan di PSO tetap itu patokannya. Kalau produktivitas itu biasanya 6-7 (hektare) sekarang bisa sampai 3-4 ton per hektare,” sambungnya.
Attar membeberkan, total sudah 204 ribu ton beras sudah diserap dari target 302 ribu ton. Meski diakuinya jumlah ini menurun, dari target sebelumnya 500 ribu ton.
Menyikapi kenaikan harga, dia mengaku saat ini harga dari Public Service Obligation (PSO) memang sudah cenderung tinggi dari ambang batas yang ditetapkan pemerintah. Kenaikan pun diakuinya cukup signifikan, dari biasanya Rp5-6 ribu, kini sudah menyentuh di Rp7.300 per kilogram.
BACA JUGA: Terkait Korupsi Bansos Beras, KPK Tahan 2 Mantan Petinggi PT BGR
“Untuk harga PSO kita akan menerapkan serapan harga Rp9.950. Harga di pasar sudah sampai Rp11 ribu, maka kita belum bisa serap untuk PSO,” imbuhnya.
Kendati demikian, Attar mengaku tetap optimistis terkait situasi yang terjadi saat ini. Dimana harapannya melalui sejumlah upaya, kenaikan harga dapat dikendalikan.
“Tetap harus optimis sambil melihat, karena ini ada bantuan bagi beberapa KPM. Itu juga bisa membantu menurunkan harga dan kita nanti masuk lagi,” terangnya.
(Dang Yul/Masnur)