BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Pasar keuangan Indonesia menunjukkan pergerakan tak seragam pada awal pekan ini. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah, sementara rupiah justru menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah kondisi demonstrasi yang berlangsung relatif kondusif pada Senin (1/9/2025).
IHSG turun 1,21% ke level 7.736,07 setelah sempat anjlok ke 7.547,56 pada perdagangan intraday. Sebanyak 557 saham melemah, 185 menguat, dan 214 stagnan, dengan nilai transaksi mencapai Rp23,32 triliun. Investor asing membukukan penjualan bersih (net sell) sebesar Rp2,16 triliun.
Sektor kesehatan menjadi satu-satunya penopang IHSG dengan penguatan 1,5%. Sementara sektor teknologi anjlok 3,08% dipimpin PT DCI Indonesia Tbk (DCII) yang merosot 5,31% ke Rp322.400 per saham dan menyumbang penurunan 19,5 indeks poin. Sektor keuangan juga melemah, dengan saham BBRI, BMRI, dan BBCA ikut menyeret indeks.
Anggota Dewan Komisioner OJK Inarno Djajadi mengimbau investor berpegang pada data dan tidak terjebak rumor.
“OJK menegaskan kebijakan pembelian kembali saham (buyback) tanpa RUPS tetap berlaku guna meredam volatilitas pasar,” kata Inarno melansir CNBC, Selasa (2/9/2025).
Di sisi lain, rupiah ditutup menguat 0,45% di level Rp16.410 per dolar AS, didukung intervensi Bank Indonesia (BI) melalui transaksi spot, DNDF, SBN di pasar sekunder, serta pemberian likuiditas ke perbankan.
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas BI, Erwin Gunawan Hutapea, menegaskan BI siap menjaga stabilitas nilai tukar sesuai fundamental.
Baca Juga:
Gelombang Demonstrasi Memanas, Rupiah Merosot
Penguatan rupiah juga dipengaruhi pelemahan dolar AS menjelang rilis data tenaga kerja AS, termasuk nonfarm payrolls Agustus pada Jumat (5/9/2025), yang diprediksi menentukan arah pemangkasan suku bunga The Federal Reserve.
Menurut CME FedWatch Tool, peluang pemangkasan suku bunga 25 basis poin pada FOMC 16–17 September mencapai 87,6%.
Selain faktor moneter, dolar AS terbebani isu politik, termasuk upaya Presiden Donald Trump memecat Gubernur The Fed Lisa Cook dan keputusan pengadilan banding AS yang menyatakan sebagian besar tarif Trump ilegal.
Dari pasar obligasi, imbal hasil SBN tenor 10 tahun tercatat menguat tipis 0,04% ke 6,1934%, mencerminkan peningkatan aksi jual surat berharga negara oleh pelaku pasar.
Pekan ini, pasar hanya beroperasi empat hari karena libur Maulid Nabi Muhammad SAW pada Jumat (5/9/2025). Pergerakan IHSG diperkirakan volatil, dengan peluang rebound pada perdagangan hari ini.
(Budis)