JAKARTA,TM.ID: Dibutuhkan sekitar Rp40 Miliar untuk menjadui caleg di jakarta, hal tersebut dinyatakan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar.
“Kalau di Jakarta, teman-teman saya yang jadi tiga sampai empat kali, ongkosnya sekitar Rp 40 miliar,” kata Muhaimin saat memberikan sambutan pada pidato kebudayaan di Gedung Joeang, melansir Antara, Jumat 11/8/2023).
Lebih lanjut Dia menjelaskan persaingan politik dalam pemilu dua periode terakhir, menunjukan kompetisi yang menghalalkan segala cara telah berjalandilapangan, dengan sangat terbuka.
BACA JUGA: PBNU: Tak Pernah Memberikan Mandat Khusus ke PKB!
“Apa yang sampaikan dengan money politic (politik uang), yang kaya berkuasa, yang menang yang punya duit, itu terbukti dilapangan dengan baik,” ujarnya.
Muhaimin yang juga Wakil Ketua DPR RI merasa prihatin dengan kondisi tersebut. Bahkan dia menegaskan sebagai salah seorang yang mengininkan para anak muda dan sktifie yang harus duduk di legislatif dengan ideologi yang jelas.
“Kompetisinya sudah sangat pragmatis,” tegasnya.
Saat ditanya berapa ongkos politik pada pemilihan presiden, muhaimin hanya tersenyum dan tertawa saja.
“Saya belum pernah pengalaman jadi capres, jadi ngak tau,” katanya.
Hasil riset
Melansir litbang,kemendagri, Direktur Prajna Research Indonesia Sofyan Herbowo mengatakan biaya untuk branding politik memang tidak sedikit. Semakin rendah popularitas seseorang, biaya akan semakin mahal.
Hal lain yang juga menentukan murah-mahalnya modal maju sebagai caleg adalah tingkat literasi media.Semakin tinggi tingkat konsumsi media di suatu daerah, semakin murah biaya untuk pencalegan.
Dari riset yang selama ini telah dilakukan di tahun 2018, Sofyan menyebutkan ada biaya minimal yang harus disiapkan oleh seorang caleg saat akan menghadapi Pileg .
Adapun perinciannya sebagai berikut:
1. Calon anggota DPR RI : Rp 1 miliar-RP 2 miliar
2. Calon anggota DPRD Provinsi : Rp 500 juta-Rp 1 miliar
3. Calon anggota DPRD kabupaten/kota : Rp 250 juta-Rp 300 juta
(Usamah)