BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — SMP Negeri 43 Kota Bandung, Jawa Barat, berhasil meraih penghargaan AIA Outstanding Mental Wellbeing Award dalam Kompetisi Sekolah Tersehat se-Asia Pasifik, berkat inovasi aplikasi “Bejakeun”. Penghargaan diterima di Vietnam belum lama ini.
Aplikasi Bejakeun memungkinkan siswa melaporkan kasus bullying atau perundungan secara anonim, menciptakan lingkungan sekolah yang lebih aman dan mendukung kesehatan mental.
“Aplikasi dan program pendukungnya berhasil menurunkan angka perundungan serta meningkatkan empati dan kepercayaan diri siswa,” mengutip unggahan Instagram GNFI, Selasa (8/7/2025).
Kolaborasi antara guru, siswa, dan orang tua diperkuat melalui berbagai program pendukung, seperti pelatihan ESQ (Emotional Spiritual Quotient), doa mingguan, kampanye anti-perundungan, serta edukasi via media sosial.
Upaya ini terbukti efektif menurunkan angka perundungan sekaligus meningkatkan empati dan kepercayaan diri siswa.
Penghargaan senilai 15.000 dolar AS yang diterima sekolah wajib dialokasikan untuk penguatan program kesehatan.
Kompetisi yang diikuti delapan negara ini merupakan bagian dari inisiatif AIA One Billion, yang bertujuan mendorong kehidupan lebih sehat di kawasan Asia-Pasifik hingga 2030.
Keberhasilan SMPN 43 Bandung menjadi bukti bahwa pendekatan holistik berbasis teknologi dan kolaborasi komunitas mampu menciptakan perubahan positif di lingkungan pendidikan.
Aplikasi “Bejakeun” dan Program ROOTS
Kepala SMP Negeri 43 Bandung, Asep Ramdani, menegaskan bahwa perundungan (bullying) merupakan masalah serius yang dapat mengganggu perkembangan psikologis dan akademis siswa.
Untuk mengatasinya, sekolah ini mengimplementasikan sejumlah strategi, termasuk pembentukan Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK), program ROOTS (program pencegahan perundungan di sekolah).
“Dan inovasi Aplikasi Bejakeun sebagai sarana pelaporan bullying,” kata Asep, mengutip laman BBPMP Jabar Kemendikbud RI.
Solusi Teknologi dan Kolaborasi
Kasus perundungan di sekolah kerap sulit dideteksi dan ditangani secara manual. Menyikapi hal ini, Dinas Pendidikan Kota Bandung menginisiasi program ROOTS dan deklarasi PANGLIMA (Perangi Bullying Bersama).
SMPN 43 merespons positif dengan meluncurkan Aplikasi Bejakeun, yang dikembangkan oleh Ilham Fauji, salah seorang guru di sekolah tersebut.
Nama Bejakeun berasal dari bahasa Sunda yang berarti “Laporkan”, sekaligus merupakan akronim dari:
- Berani lawan tindakan bullying.
- Jaga diri dan teman dari bullying.
- Kenali dan laporkan bullying.
- Unggah laporan di aplikasi.
Menciptakan Lingkungan Sekolah yang Aman
Program ini bertujuan untuk:
- Mengurangi angka perundungan di sekolah.
- Meningkatkan kesadaran warga sekolah tentang bahaya bullying.
- Mempermudah pelaporan melalui aplikasi digital.
Peran TPPK dan Program ROOTS dalam Pencegahan Bullying
TPPK, yang terdiri dari 11 anggota (guru BK, tim kesiswaan, dan perwakilan orang tua), bertugas:
- Mengidentifikasi kasus bullying.
- Menyusun strategi pencegahan.
- Menindaklanjuti laporan dari Aplikasi Bejakeun.
Sementara itu, Program ROOTS dilaksanakan dalam beberapa tahap:
- Pembentukan Tim ROOTS – Siswa berpengaruh dipilih sebagai agen perubahan.
- Pelatihan Intensif – 15 modul anti-bullying diberikan setiap Selasa.
- Kampanye Media – Poster, mading, dan konten media sosial untuk edukasi.
- ROOTS Day & Deklarasi PANGLIMA – Kegiatan puncak sebagai bentuk komitmen anti-bullying.
BACA JUGA
DP3A Intensifkan Sosialisasi Pencegahan Bullying di Sekolah
Kasus Perundungan Anak yang Diceburkan ke Sumur Berakhir Damai?
Pelaporan Anonim
Fitur utama aplikasi ini meliputi:
1. Pelaporan anonim – Siswa lebih berani melapor tanpa takut diintimidasi.
2. Akses mudah – Tersedia di Play Store untuk siswa, guru, dan orang tua.
3. Respon cepat – Laporan langsung diteruskan ke TPPK untuk penanganan.
Dengan kombinasi pendekatan struktural (TPPK), edukatif (ROOTS), dan teknologi (Bejakeun), SMPN 43 Bandung berkomitmen menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan bebas dari perundungan.
(Aak)