BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Perusahaan Umum (Perum) Bulog menyatakan siap untuk melakukan ekspor beras ke berbagai negara setelah mendapat izin dari Presiden Prabowo Subianto.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Pengadaan Bulog Prihasto Setyanto, sekaligus menyatakan cadangan beras nasional dalam kondisi aman jika sewaktu-waktu ekspor dilakukan.
“Kalau diperintahkan out (ekspor), ya out. Siap lah. Kan cadangannya banyak kok” kata Prihasto saat ditemui di Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat, Selasa (29/4), seperti dikutip dari CNN Indonesia.
Prihasto mengatakan pihaknya telah memastikan persediaan beras untuk dalam negeri dan telah menyisihkan kebutuhan beras sebagai cadangan pemerintah.
“Sampai sekarang kita masih menyimpan beras kita. Masih kita siapkan sebagai cadangan pangan pemerintah,” ujarnya.
Pernyataan kesiapan ekspor ini menyusul instruksi Presiden Prabowo untuk melakukan ekspor beras ke berbagai negara.
“Saya izinkan dan saya perintahkan kirim beras ke mereka” kata Prabowo dalam kunjungannya di Sumatera Selatan pada Rabu (23/4).
Baca Juga:
Tertinggi dalam 23 Tahun Terakhir, Stok Beras Nasional Capai 3,18 Juta Ton
Fokus Ketahanan Pangan, Indonesia Tolak Tawaran Ekspor Beras ke Malaysia
Namun, Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyampaikan pentingnya penguatan cadangan beras nasional dan memastikan ketahanan pangan sebelum melakukan ekspor.
Sebelumnya, Amran mengungkapkan bahwa Malaysia telah mengajukan permintaan impor beras dari Indonesia. Namun permintaaan itu ditolak dengan alasan prioritas Indonesia saat ini adalah menjaga stabilitas stok nasional.
“Saya katakan untuk sementara kami menjaga stok dulu,” ujar Amran usai pertemuan bilateral di Jakarta.
Amran menjelaskan bahwa ekspor beras baru akan dilakukan jika kebutuhan dalam negeri benar-benar sudah terpenuhi. Ia juga menyampaikan pertimbang tantangan perubahan iklim yang sewaktu waktu dapat mempengaruhi stabilitas produksi pangan dalam negeri.
“Yang penting kita cukup dulu dalam negeri. Kita harus siap kecukupan kita, bila perlu kita siapkan betul-betul lebih dari cukup. Kenapa? Iklim tidak bersahabat,” ucap Amran
Ia memberi contoh beberapa negara seperti Jepang, Filipina, dan Malaysia yang mengalami krisis pangan akibat kondisi iklim dan cuaca ekstrem.
Sejalan dengan pernyataan Menteri, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi juga menekankan bahwa Indonesia masih harus memastikan cadangan pangan dalam negeri sebelum melakukan ekspor.
Arief menyampaikan saat ini, Indonesia sedang dalam masa panen. Ia menyebutkan, cadangan beras Bulog saat ini mencapai sekitar 2 juta ton, dan diperkirakan bertambah 1,5 juta ton dari penyerapan hasil panen, sehingga totalnya bisa mencapai 3,5 juta ton.
“Kalau panennya normal semua, insyaallah cukup sampai 2026 atau 2027. Tapi kan kita nggak tahu pasti, makanya cadangan pangan itu penting,” kata Arief.
Meski Presiden sudah memberi lampu hijau untuk ekspor, Arief menyarankan agar keputusan teknis tetap didasarkan pada perhitungan neraca pangan yang matang.
“Presiden kita bilang, boleh silahkan kalau mau diekspor. Tapi kalau saya menyarankan, sebaiknya kita penuhi cadangan pangan dulu. Kemudian nanti kita hitung ulang,” ujarnya.
(Raidi/Budis )