BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Pembentukan Koperasi Desa Merah Putih tengah menjadi fokus besar pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Namun di balik ambisi ini, Wakil Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Wamendes PDT), Ahmad Riza Patria, memberi pesan yang sangat penting dan patut jadi sorotan.
Pria yang akrab disapa Ariza itu menegaskan bahwa kehadiran Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih bukan untuk mengganggu, apalagi mematikan usaha-usaha yang sudah lebih dulu hidup di desa.
“Jangan pernah mematikan (usaha) yang ada. Mengurangi (usaha) yang ada saja jangan, apalagi mematikan. Jadi, sekarang bentuk dulu. Cari tanah, pakai tanah negara, tanah pemerintah kita sama-sama meningkatkan ekonomi di desa,” kata Ariza, seperti dikutip dari keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Jumat (9/5/2025).
Pernyataan itu disampaikan saat Rapat Koordinasi Percepatan Pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih di Kantor Kemendes PDT, Jakarta.
Dalam forum tersebut, Ariza juga menjelaskan bahwa potensi tumpang tindih antara Kopdes Merah Putih dengan usaha-usaha desa seperti BUMDes sudah masuk radar pemerintah.
“Skema untuk menghindari tumpang tindih sudah dipikirkan secara matang,” tegasnya.
Baca Juga:
Pemkab Indramayu: Dana Desa dan ADD Harus Dukung Koperasi Desa
Koprasi Desa
Ariza optimistis, Koperasi Desa Merah Putih justru akan jadi lokomotif ekonomi baru bagi desa-desa di Indonesia, sejalan dengan target pemerintahan Presiden Prabowo untuk memajukan desa secara signifikan.
Targetnya tidak main-main. Sebanyak 80.000 koperasi desa/kelurahan Merah Putih ditargetkan terbentuk secara nasional dan akan diluncurkan secara serentak pada (12/7/2025). Pembentukan ini diatur dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2025.
Ariza menambahkan, pembentukan koperasi ini bisa dilakukan lewat dua jalur. “Pendirian koperasi baru, atau pengembangan dan revitalisasi dari koperasi yang sudah ada,” jelasnya.
Tak sekadar diluncurkan, pemerintah juga melakukan pemantauan langsung ke berbagai desa di seluruh Indonesia. Fokusnya bukan cuma soal jumlah, tapi juga kualitas. Pemerintah ingin memastikan struktur pengurusnya lengkap, jenis usaha koperasi jelas, dan tentu saja lokasinya strategis.
“Pemilihan lokasi pendirian Koperasi Desa Merah Putih harus strategis agar bisa dijangkau warga secara maksimal,” tambah Ariza.
Sebagai mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ariza punya pengalaman panjang dalam birokrasi. Gaya komunikasinya yang lugas namun tetap bersahabat menunjukkan komitmen serius terhadap proyek ini.
Baginya, koperasi bukan sekadar badan usaha, melainkan simbol kolaborasi warga dalam memperkuat ekonomi kerakyatan.
Bagi generasi muda yang ingin membangun desa dan tidak hanya bergantung pada kota, inilah saatnya ikut terlibat.
Apakah sebagai pelaku koperasi, mitra usaha, atau bahkan penggerak komunitas Koperasi Merah Putih membuka peluang besar di depan mata.
(Hafidah Rismayanti)