BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Saat menyambut Iduladha, hampir semua orang ingin mencicipi hidangan dari daging kurban, termasuk ibu hamil. Boleh saja ibu hamil makan daging kurban. Makan daging tidak akan mengganggu kehamilan selama tidak dimakan dalam jumlah besar dan memperhatikan cara mengolahnya.
Bagi banyak orang, daging terasa lebih nikmat jika dimasak setengah matang, misalnya medium-rare atau medium untuk steak. Namun, bagi ibu hamil, perlu lebih berhati-hati saat makan daging kurban, termasuk tidak menyantap daging yang dimasak setengah matang.
Tidak Boleh Makan Daging Kurban Setengah Matang
Daging setengah matang merupakan sarang bakteri Toxoplasma gondii. Ini adalah parasit kecil yang dapat memicu penyakit yang disebut toksoplasmosis. Selain makan daging yang kurang matang, toksoplasmosis juga dapat terjadi karena menyentuh kotoran atau litter box kucing.
Makan daging yang kurang matang juga meningkatkan risiko keracunan makanan akibat bakteri Salmonella. Terlebih, selama hamil, sistem kekebalan berubah dan tujuan utamanya adalah melindungi bayi yang sedang berkembang. Hal ini menyebabkan ibu hamil lebih rentan terkena keracunan makanan.
Bahaya Toksoplasmosis
Infeksi Toksoplasma gondii sebelum kehamilan umumnya tidak membahayakan janin, kecuali jika ibu terinfeksi dalam waktu sekitar tiga bulan sebelum hamil.
Jika ibu hamil terinfeksi toksoplasmosis, ini dapat menyebar ke janin dan memicu infeksi serius. Risiko infeksi dan tingkat keparahan tergantung pada waktu infeksi pada ibu.
Pada bayi yang terinfeksi sejak dalam kandungan (kongenital), gejalanya bisa berupa kepala membesar (hidrosefalus), kepala kecil (mikrosefali), kalsifikasi di otak, gangguan mata (retinochorioiditis), mata juling, kebutaan, epilepsi, keterlambatan perkembangan fisik dan mental, petechiae (bintik-bintik kecil berwarna ungu, merah, atau cokelat pada kulit) karena jumlah trombosit rendah (trombositopenia), dan anemia.
Risiko penularan ke janin pada awal kehamilan tergolong kecil (kurang dari 6 persen), tetapi risiko ini meningkat tajam menjadi 60–81 persen jika infeksi terjadi pada trimester ketiga. Namun, meski infeksi pada awal kehamilan jarang menular ke janin, tetapi dampaknya bisa jauh lebih berat.
Sebaliknya, infeksi pada trimester akhir sering kali tidak menimbulkan gejala pada bayi yang baru lahir. Namun, jika tidak ditangani, bayi bisa mengalami gangguan mata dan saraf saat masa kanak-kanak atau dewasa muda.
Masak Daging yang Benar
Maka dari itu, kunci utama untuk bisa makan daging dengan aman selama kehamilan adalah memastikan daging dimasak hingga matang sepenuhnya. Cara mengetahui bahwa daging telah matang adalah tidak ada warna merah muda atau bekas darah.
Memasak daging hingga matang sempurna memastikan semua bakteri berbahaya mati sebelum daging disantap.
Setelah menyiapkan daging mentah, kamu harus selalu mencuci tangan, permukaan, dan peralatan memasak hingga bersih. Sebab, bakteri dapat menyebar dengan mudah ke benda apa pun yang disentuhnya, termasuk meja dapur, talenan, dan pisau.
Baca Juga:
Sebisa mungkin jauhkan daging mentah dari bahan lain, terutama makanan siap saji, seperti roti, salad, atau buah. Sebab, makanan ini tidak akan dimasak terlebih dahulu sebelum disantap sehingga bakteri berbahaya yang menempel di sana tidak akan mati.
(Anisa Kholifatul Jannah)