BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Bupati Bogor, Rudy Susmanto, tegaskan kewaspadaan terhadap potensi penyebaran HIV dan sifilis, menyusul penggerebekan pesta sesama jenis (gay) di kawasan Megamendung, Puncak.
Dalam operasi tersebut, petugas mengamankan 75 orang peserta, dengan 30 di antaranya dinyatakan reaktif HIV dan sifilis. Temuan ini mendorong Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor untuk segera mengambil langkah antisipatif, termasuk memperketat pemantauan dan sosialisasi di seluruh kecamatan.
Rudy menekankan, meskipun mayoritas peserta pesta bukan warga asli Kabupaten Bogor, penyebaran penyakit menular seksual tetap menjadi ancaman serius bagi seluruh wilayah, terutama di 40 kecamatan yang masuk dalam cakupan pemerintahannya.
“Ini menjadi pembelajaran dan perhatian khusus kami, bukan hanya terhadap kejadian tersebut, tetapi juga dampak jangka panjang dan skalanya yang luas di 416 desa dan 19 kelurahan,” ungkap Rudy, dikutip Kamis (26/6/2025).
Berdasarkan hasil pendataan sementara, dalam pesta gay tersebut peserta yang berasal dari Kabupaten bogor hanya 10%.
Meski demikian, Rudy mengungkapkan pihaknya tidak tinggal diam. Pemkab Bogor tetap melakukan penelusuran terhadap jaringan dan potensi penyebaran HIV/AIDS yang lebih luas.
“Meskipun kebanyakan dari luar Bogor, kami tetap melakukan langkah pencegahan dan intervensi,” ujar Rudy.
Menurutnya, langkah tersebut tak hanya menyasar isu penyakit menular, tetapi juga mencakup pencegahan penyalahgunaan narkotika dan pembinaan terhadap kelompok LGBT yang dinilai rentan dalam konteks ini.
Rudy mengungkapkan bahwa Pemerintah Kabupaten Bogor telah memiliki tim khusus yang selama ini diam-diam memantau dan membina komunitas rentan, termasuk kelompok yang berisiko tinggi tertular HIV dan sipilis. Upaya tracing ini telah dilakukan di seluruh 40 kecamatan yang ada.
“Selama ini kita sudah tracing dan melakukan pembinaan, tapi memang tidak terbuka. Pendekatannya humanis agar kelompok ini tidak menjauh, karena kalau putus komunikasi, penyebarannya akan lebih sulit dikendalikan,” ujarnya.
Tim tersebut bekerja sama dengan Dinas Kesehatan dan organisasi masyarakat dalam melakukan pendampingan, edukasi, serta pengawasan terhadap kelompok berisiko tinggi, agar penularan tidak semakin meluas.
Pemkab Bogor menegaskan bahwa penanganan persoalan ini tidak dilakukan secara represif, melainkan melalui pendekatan yang mengedepankan edukasi dan rehabilitasi.
Baca Juga:
30 dari 75 Peserta Pesta Gay di Puncak Dinyatakan Reaktif HIV dan Sifilis
Lagi Asyik Pesta Seks, 75 Pria LGBT Digerebek Polisi di Puncak Bogor: Bermodus ‘Family Gathering’
Bupati Bogor, Rudy Susmanto, juga menolak anggapan bahwa permasalahan tersebut dapat diselesaikan semata-mata melalui jalur penegakan hukum, tanpa disertai upaya penyadaran dan pemulihan yang komprehensif.
“Kelompok-kelompok ini tidak bisa langsung diberantas atau diputus, harus melalui pendekatan humanis. Edukasi dan pemahaman menjadi kunci utama agar mereka bisa berubah dan tidak jadi mata rantai penyebaran,” jelasnya.
(Virdiya/Aak)