BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Langkah tegas dan penuh harapan diambil Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, dalam menghadapi maraknya kenakalan remaja. Tak hanya mengimbau atau menegur, Dedi turun langsung meninjau program pendidikan disiplin yang digelar di barak militer Resimen Armed 1/Stira Yudha, Batalyon Armed 9, Purwakarta.
Program ini menyasar siswa SMA yang terlibat tawuran, merokok, hingga penyalahgunaan narkoba. Hal ini sebuah solusi taktis untuk membentuk karakter generasi muda yang lebih kuat dan positif.
Kegiatan yang berlangsung di Jalan Raya Sadang-Subang, Desa Ciwangi, Kecamatan Bungursari ini tampak berjalan penuh ketertiban. Dalam video yang viral di media sosial, puluhan siswa terlihat berbaris rapi di halaman markas.
Sebanyak 39 dari 40 siswa yang telah terdaftar tiba sekitar pukul 12.00 WIB menggunakan bus dan truk milik Pemerintah Kabupaten Purwakarta.
Begitu turun dari kendaraan, mereka langsung disambut oleh anggota TNI dengan gaya khas militer tanpa basa-basi, langsung diarahkan untuk berbaris dan bersiap mengikuti rangkaian pembinaan.
Program yang berlangsung selama 14 hari ini bukan sekadar tempaan fisik. Di hari pertama saja, para siswa langsung menjalani pemeriksaan kesehatan dan psikologis.
Setelah itu, mereka dijadwalkan mengikuti kegiatan yang padat namun penuh nilai. Seperti salat berjamaah, olahraga pagi, menjaga kebersihan, pola makan teratur, hingga sesi konseling dan motivasi yang membangun.
“Tujuan utama program ini adalah membentuk lingkungan positif yang membangun mental dan spiritual anak-anak,” ujar Komandan Resimen Armed 1 Kostrad, Kolonel Arm Roni Junaidi.
Baca Juga:
KPK: Guru Dilarang Minta THR ke Murid!
Guru di Bandung Barat Suruh Murid Gambar Alat Vital Sendiri saat Ujian
Tanggapan Wli Murid
Penekanannya bukan pada hukuman, melainkan pembentukan karakter dan disiplin sebagai bekal masa depan.
Kehadiran program ini mendapat sambutan positif dari para orang tua. Elly, salah satu wali murid yang anaknya turut serta dalam kegiatan ini, mengungkapkan harapannya secara terbuka.
“Anak saya sering bolos dan susah dinasehatin. Saya titipkan ke program ini agar bisa berubah jadi lebih baik. Terima kasih Pak Bupati dan Gubernur, semoga anak saya bisa jadi rajin dan nurut,” ujarnya mengutip dari Lambeturah pada Jumat (2/5/2025).
Langkah ini menjadi contoh konkret bagaimana pemerintah daerah bisa menghadirkan pendekatan solutif terhadap masalah sosial di kalangan remaja. Alih-alih hanya memberi sanksi, Dedi Mulyadi memilih pendekatan pendidikan karakter berbasis kedisiplinan militer, yang kini mulai banyak diapresiasi.
Dengan semakin meningkatnya kasus kenakalan remaja di berbagai daerah, langkah yang diambil Gubernur Dedi bisa jadi inspirasi nasional.
Tak hanya mengedepankan ketegasan, tapi juga menyelipkan harapan besar agar setiap anak bangsa punya kesempatan kedua untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Sebuah kebijakan yang bukan hanya “keras,” tapi juga mengandung nilai kasih dan tanggung jawab sosial yang besar.
(Hafidah Rismayanti/Usk)