BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Tanah bergerak di Desa Pasir Munjul, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat ancam ruas jalan tol Cipularang.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat bersama BPBD Kabupaten Purwakarta turun langsung ke lapangan pada Sabtu (14/6/2025) untuk melakukan pemantauan.
Pemantauan difokuskan pada upaya pencegahan meluasnya pergerakan tanah yang berpotensi mengancam infrastruktur vital.
Tim gabungan melakukan pengamatan secara intensif di Kampung Cigintung dan Sukamulya, yang berada di wilayah Desa Pasir Munjul, Kecamatan Sukatani.
Dari hasil pemantauan, terdeteksi aktivitas gerakan tanah yang sangat tinggi, yang menyebabkan kerusakan bangunan warga terus bertambah seiring waktu.
Kepala Pelaksana BPBD Jawa Barat, Teten Ali Mulku Engkun, mengungkapkan pihaknya telah meminta bantuan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk segera melakukan penanganan.
Menurutnya, asesmen komprehensif dari PVMBG sangat diperlukan guna menentukan langkah mitigasi yang paling tepat.
“Kita sudah evakuasi warga bersama BPBD Purwakarta. Karena pergerakan tanah ini masih sangat masif dan dekat sekali dengan jalan tol, kami mendesak agar PVMBG segera melakukan asesmen teknis. Penanganan khusus sangat diperlukan agar dampaknya tidak meluas ke Tol Cipularang,” tegas Teten, dikutip Senin (16/6/2025).
Dampak bencana ini terbilang cukup signifikan. Selain mengakibatkan kerusakan pada rumah-rumah warga, pergerakan tanah juga merusak jalur penghubung antarwilayah yang vital bagi aktivitas masyarakat. Kerusakan tersebut terus memburuk dari waktu ke waktu.
Hingga kini, sebanyak 206 warga telah dievakuasi dari wilayah rawan bencana. Dari jumlah tersebut, 48 orang mengungsi ke balai desa, sementara lainnya memilih tinggal sementara di rumah sanak saudara demi keselamatan.
Baca Juga:
Puluhan Makam Keluarga Dipindahkan Akibat Tanah Bergerak
Pergerakan Tanah di Purwakarta, 250 Warga Kecamatan Sukatani Mengungsi
Merespons situasi tersebut, BPBD bersama instansi terkait terus menjalin koordinasi intensif. Sejumlah langkah strategis tengah dibahas, termasuk wacana relokasi permanen bagi warga yang menempati kawasan berisiko tinggi.
Meskipun proses evakuasi telah dilakukan, pihak berwenang menegaskan bahwa potensi bahaya masih ada. Masyarakat diminta tetap waspada dan selalu mematuhi arahan resmi dari BPBD serta aparat keamanan di lapangan.
(Virdiya/Aak)