BANDUNG, TM.ID: Tak lama lagi Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) rampung total. Bila tidak ada aral melintang, moda transportasi berteknologi canggih itu akan melesat melayani masyarakat pada September mendatang.
General Manager Corporate Secretary, Eva Chairunisa, mengatakan dalam waktu dekat pihaknya akan menyampaikan jadwal pasti pengoperasian perdana. Nantinya akan ada dua kanal bagi penumpang berbayar dan gratis.
“Rencananya ujicoba dengan penumpang berbayar itu di awal September. Nanti kita informasikan tanggal berapa. Kemudian juga akan membuka kuota untuk publik ujicoba, tidak berbayar. Ada delapan perjalanan, empat dari Jakarta dan empat dari Bandung. Untuk mekanisme mendapatkan tiket, juga akan segera kita informasikan,” kata Eva, Selasa (22/8/2023).
Mengenai pemberangkatan tidak berbayar, akan diprioritaskan kepada masyarakat yang tinggal di daerah sepanjang rel KCJB, dengan kuota tiap keberangkatan antara 500 sampai 550 penumpang.
BACA JUGA: Lowongan Kerja KCIC Dibuka, Ini Syarat dan Posisinya
“Direncanakan penumpang tidak berbayar ini kemungkinan sekitar satu bulan. Kita mengutamakan kepada masyarakat yang dekat jalur rel, untuk merasakan pengalaman naik kereta cepat. Ini sesuatu yang baru di kita, jadi bagaimana kita mengajak masyarakat untuk memanfaatkan moda transportasi ini. Tidak hanya memberi keuntungan dari segi waktu, tetapi juga saya optimis akan memberi manfaat untuk membangun wilayah, ekonomi dan pariwisata,” ucapnya.
Tarif Tengah Digodok
Terkait tarif, Eva mengaku saat ini pihaknya bersama pemerintah pusat tengah menggodok harga agar mendapatkan angka yang sesuai bagi khalayak. Masing-masing tarif akan berbeda, menyesuaikan kelas seperti first class, bussiness class dan premium economy clas.
“Nanti kita informasikan besarannya, mudah-mudahan terjangkau. Kita mengusulkan antara Rp250-350 ribu. Nanti kita finalisasikan. Ada perbedaan tarif sesuai kelas, dimana sebenarnya tidak berbeda jauh. Mungkin yang membedakan itu seperti kursi yang lebih lebar, jarak antar kursi,” sambungnya.
Kedepankan Aspek Keselamatan
Sementara mengenai aspek keamanan, Eva memastikan KCIC ini telah menggunakan teknologi terbaru buatan Tiongkok yang telah teruji. Termasuk dengan pemeliharaan yang dipastikannya sudah dioptimalisasi, salah satunya melalui transfer knowledge yakni dengan mengirimkan tenaga ahli dari Indonesia untuk mempelajari lebih dalam akan penguasan teknologi.
“100 persen murni yang sudah dioperasikan disana. Kualitas tidak diragukan lagi, tapi memang ujicoba kita tetap lakukan karena kita mengedepankan keselamatan dan kenyamanan. Pemeliharaan nanti akan dilakukan per dua hari. Kita juga sudah melakukan transfer knowledge dan perangkat untuk mendeteksi kalau memang harus ada perbaikan,” ungkapnya.
BACA JUGA: Soal Gugatan Youtuber PT KCIC, Dewan Pers: Bentuk Intimidasi Terhadap Media
Aksesibilitas Dalam Proses Finalisasi
Sedangkan terkait aksesibilitas infrastruktur pendukung, dia mengatakan kesiapan terus dilakukan dan dipastikan akan rampung bersamaan dengan pembukaan pengoperasian bagi khalayak kelak. Beberapa infrastruktur, seperti Jembatan Cibiru Hilir untuk Stasiun Tegalluar, shuttle di Summarecon dan Stadion GBLA melalui exit tol 149 sudah siap mendukung aksesibilitas.
Termasuk exit tol KM 151A arah Cileunyi, KM 151B arah Jakarta juga tengah dirampungkan oleh stakeholder terkait. Demikian pula untuk Stasiun Halim, sudah terkoneksi baik dengan Bandara Soekarno-Hatta, Damri, Micro Trans dan lain-lain.
Sama halnya di Stasiun Padalarang, akan dibuka pintu tol dekat Kota Baru Parahyangan, skybridge sebagai sarana pendukung.
“Penyelesaiaan masih dalam koordinasi. Kita akan informasikan lagi, semoga dalam waktu dekat bisa selesai,” tutupnya.
(Dang Yul/Masnur)