Raksasa Properti China Kembali Bangkrut, Godfather Tak Berkutik

Penulis: distopia

raksasa properti China
Vanke Plaza. (dok. Vanke)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

BANDUNG,TM.ID: Para raksasa properti China tengah berada di pusaran gelombang kebangkrutan. Setelah sebelumnya pailit melanda perusahaan real estate Evergrande dan County Garden, kali ini bayang-bayang kebangkrutan mengahtui Vanke.

Media pemerintah China Rabu (13/23/2024) mencatat, sebanyak 12 bank besar dalam pembicaraan untuk memberikan pinjaman sindikasi kepada Vanke senilai 80 miliar yuan (Rp 174 triliun). Ini untuk memungkinkan perusahaan memenuhi kewajiban utangnya yang menggunung.

Sementara Cailianshe memberitakan, mengutip sumber orang dekat Vanke menyebut pemberian pinjaman masih belum pasti. Media pemerintah lainnya, Economic Observer, melaporkan bahwa beberapa perusahaan asuransi telah mengirimkan tim ke kantor pusat Vanke untuk putaran baru negosiasi utang dalam upaya menghindari gagal bayar.

Perlu diketahui, Vanke sendiri telah berdiri 40 tahun. Shenzhen menjadi pusat bisnisnya.

Vanke didirikan oleh Wang Shi, yang dianggap sebagai “Godfather” industri ini dan disamakan dengan Donald Trump oleh majalah Time. Vanke melakukan IPO besar-besaran pada tahun 1991 di Bursa Efek Shenzhen

Raksasa properti ini merupakan pengembang terbesar kedua di China berdasarkan penjualan tahun lalu. Namun perusahaan ini terpukul oleh jatuhnya permintaan apartemen dan merosotnya harga rumah.

Sebelumnya, Senin, Moody’s memangkas peringkat Vanke menjadi Ba1, yang sering disebut sebagai peringkat junk. Artinya, perusahaan perlu menawarkan imbal hasil obligasi yang lebih tinggi untuk mengkompensasi risiko gagal bayar yang lebih besar yang dihadapi investor obligasi.

BACA JUGA: Mardani Ali Sera Bongkar Bidikan Bisnis Besar di Balik RUU DKJ

“Tindakan pemeringkatan mencerminkan ekspektasi Moody’s bahwa metrik kredit, fleksibilitas keuangan dan penyangga likuiditas Vanke akan melemah dalam 12 hingga 18 bulan ke depan karena penurunan penjualan kontrak dan meningkatnya ketidakpastian atas akses terhadap pendanaan di tengah penurunan pasar properti yang berkepanjangan di China,” kata wakil presiden senior di Moody’s, Kaven Tsang, dalam keterannya.

China sendiri diketahui masih terus berupaya keras untuk memperbaiki krisis real estate sejak tahun 2021. Ini dimulai sejak raksasa properti Evergrande, pengembang yang paling banyak berhutang di dunia, gagal membayar utang sebesar US$ 300 miliar atau Rp 4.400 triliun.

Krisis kemudian menyebar dengan puluhan pengembang besar juga gagal membayar kreditornya. Dampak buruknya telah mengancam perekonomian yang lebih luas.

Langkah-langkah stimulus yang diluncurkan oleh otoritas China sejauh ini gagal menghidupkan kembali sektor ini. Pada tahun 2023, penjualan properti turun 6,5% dari tahun 2022. Investasi properti turun 9,6%, penurunan tahun kedua berturut-turut.

Pekan lalu, Menteri Perumahan China, Ni Hong, mengatakan kepada wartawan di Kongres Rakyat Nasional bahwa regulator akan mendukung kebutuhan pembiayaan yang “wajar” bagi pengembang real estate. Namun, ia juga mengatakan Beijing tidak akan memberikan dana talangan kepada pengembang yang berada dalam kesulitan yang serius.

“Bagi perusahaan real estat yang benar-benar bangkrut dan kehilangan kemampuan operasionalnya, (kita harus) membiarkan mereka bangkrut atau direstrukturisasi,” katanya.

(Dist)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Bakso Atomic
Kreatif dan Berani, Mahasiswa UAD Tawarkan Bakso Unik Berbasis Ilmu Fisika
Subaru mobil baru
Subaru Siap Luncurkan Mobil Baru di GIIAS 2025, Perdana SUV Hybrid?
Ganja di Aceh
Polisi Ungkap Ladang Ganja Seluas 25 Hektare di Aceh
BMW R1300R
BMW Rilis R1300R Roadster 2025, Adopsi Teknologi Suspensi Tercanggih!
IMG_20250624_131858
Borneo FC Resmi Datangkam Gelandang Asal Kolombia 
Berita Lainnya

1

Ida Fauziyah: PKB Lahir dari Rahimnya NU

2

BSU Tahap I Mulai Cair ke 2,45 Juta Pekerja

3

Video Polri Pahlawan Masa Kini Dirujak Warganet, Dianggap Tak Sesuai Realita

4

Duh! Harga Emas Antam Anjlok Rp 10.000 Hari Ini

5

Dorong Dunia Usaha Lebih Inklusif, BPJS Ketenagakerjaan Sosialisasikan Inclusive Job Center kepada 30 Perusahaan di Bandung Raya
Headline
BSU CAIR-1
BSU Tahap I Mulai Cair ke 2,45 Juta Pekerja
rupiah melemah, emas melonjak harga emas antam
Duh! Harga Emas Antam Anjlok Rp 10.000 Hari Ini
Gunung Ibu erupsi
Waspada! Gunung Ibu Kembali Erupsi Pagi Ini
Oklahoma City Thunder
Oklahoma City Thunder Raih Gelar Juara NBA 2025 Usai Kalahkan Indiana Pacers

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.