BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus mendalami kasus dugaan penerimaan gratifikasi untuk kebutuhan fashion show anak, yang menjerat mantan pejabat Ditjen Pajak Mohamad Haniv.
Direktur Utama (Dirut) PT Indonesia Wacoal Suryadi Sasmita (SS) dipanggil penyidik hari ini.
“Pemeriksaan dilakukan di Gedung KPK Merah Putih,” kata juru bicara KPK Tessa Mahardhika Sugiarto melalui keterangan tertulis, Rabu, (5/3/2025).
Penyidik juga memanggil dua saksi lain dalam perkara ini. Mereka yakni pegawai negeri sipil (PNS) Suryanto (S) dan mantan Kepala Seksi Pengawasan I KPP Madya Jakarta Selatan Yudios Syaftiar (YS).
Profil
Diketahui, Suryadi Sasmita merupakan seorang pengusaha sukses asal Indonesia yang lahir di Jakarta pada 12 April 1948. Sejak duduk di bangku SMA, ia sudah bekerja sebagai penjaga toko di sebuah toko tekstil. Demi mendapatkan penghasilan lebih, ia bahkan rela bekerja hingga dua shift.
Kerja kerasnya menarik perhatian bosnya, yang akhirnya membiayai kuliah Suryadi di Universitas Tarumanegara. Namun, karena terlalu fokus pada pekerjaan, ia kesulitan menyeimbangkan waktu antara bekerja dan kuliah. Akhirnya, ia memutuskan untuk berhenti kuliah dan fokus mencari nafkah.
Awal Karier
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Suryadi membuka kios kecil yang dikelola oleh keluarganya. Kemudian, ia mencoba bekerja di sebuah perusahaan tekstil asal Jepang sebagai pengantar dokumen. Berkat dedikasi dan kerja kerasnya, ia berhasil naik jabatan menjadi salesman.
Kariernya terus berkembang, hingga akhirnya ia mendirikan perusahaan sendiri pada tahun 1976, bernama Moritex Trading Company. Hanya dalam waktu setahun, ia membuka bisnis baru di bidang rajut bernama Moritex Knitting.
Ambil Alih Wacoal
Pada tahun 1980, rekan bisnisnya menawarkan lisensi perusahaan pakaian dalam asal Jepang bernama “Wacoal” kepada Suryadi. Melihat peluang bisnis yang menjanjikan, ia setuju mengambil alih brand tersebut. Ia bahkan menutup usaha trading dan knitting-nya demi fokus mengembangkan Wacoal di Indonesia.
Namun, lima tahun pertama tidaklah mudah. Wacoal nyaris bangkrut karena kurangnya peminat. Pada saat itu, department store yang menjadi ujung tombak pemasaran masih terbatas di Indonesia. Selain itu, produk Wacoal memiliki harga lebih mahal dibanding produk lain di pasaran, sehingga sulit bersaing.
Menghadapi tantangan ini, Suryadi tidak menyerah. Dengan pengalaman kerja, jaringan bisnis, dan strategi pemasaran yang kuat, ia terus mempromosikan Wacoal ke pasar nasional. Setelah melalui perjuangan panjang, dalam waktu dua dekade, Wacoal berhasil mendapat tempat di pasar Indonesia.
Setelah sukses di pasar nasional, pada tahun 2000, Wacoal mulai merambah pasar internasional. Berkat strategi bisnis yang tepat, produk Wacoal berhasil menembus pasar di 9 negara, yaitu:
- Amerika Serikat
- Jepang
- China
- Taiwan
BACA JUGA:
- Malaysia
- Filipina
- Hongkong
- Singapura
- Vietnam
Kesuksesan ini menjadikan Wacoal sebagai salah satu brand pakaian dalam wanita terkemuka di Asia.
(Kaje/Budis)