BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Berkat inovasi bernama PEPHYDTIN-DERM, tim Universitas Airlangga (Unair) berhasil meraih medali perak dalam kategori Healthcare, Personal Care Technology, Biotechnology and Life Sciences di ajang 24th Malaysia Technology Expo (MTE) 2025.
Kompetisi ini berlangsung di World Trade Center, Kuala Lumpur, Malaysia pada 20–22 Februari 2025 di World Trade Center, Kuala Lumpur, Malaysia.
Salah satu anggota tim UNAIR, Sandrina Indah Paraswati menjelaskan inovasi PEPHYDTIN-DERM yang membuat timnya berhasil meraih medali perak pada ajang tersebut.
Solusi Inovatif Pengobatan Infeksi Jamur Kulit
Sandrina menyebutkan bahwa PEPHYDTIN-DERM merupakan solusi inovatif dalam pengobatan dermatophytosis atau infeksi jamur kulit. Produk itu dikembangkan dengan memanfaatkan Peperomia pellucida, tanaman liar yang memiliki potensi antifungal alami.
“Inovasi ini berawal dari keterbatasan pengobatan dermatophytosis yang masih sering ditemukan, terutama dalam hal efektivitas dan kenyamanan pasien. Dengan PEPHYDTIN-DERM, kami ingin menghadirkan solusi yang lebih praktis, nyaman, dan efektif dalam mengatasi infeksi jamur kulit,” papar Sandrina, mengutip laman resmi Unair.
Tahapan Perjalanan
Perjalanan menuju kemenangan tidaklah mudah. Sandrina menyebutkan tim UNAIR harus melalui berbagai tahapan, mulai dari pengajuan proposal, pengumpulan bahan baku, hingga pengembangan produk dan uji pre-klinis.
“Kami melakukan penelitian secara mandiri, mengekstrak bahan alami, dan memastikan efektivitas produk sebelum akhirnya berangkat ke Malaysia untuk mempresentasikan inovasi kami,” tutur Sandrina.
BACA JUGA:
ITS Hadirkan Apartemen Kepiting Soka, Inovasi untuk Bantu Nelayan
Mahasiswa ITB Buat Keloré, Inovasi Permen Jeli Kaya Multivitamin
Keikutsertaan dalam MTE 2025 memberikan pengalaman berharga bagi tim UNAIR. Menurut Sandrina, timnya tidak hanya mendapatkan pengakuan atas inovasi yang dikembangkan, melainkan juga kesempatan untuk berjejaring dengan para peneliti, inovator, dan investor global.
“Pengalaman ini mengajarkan kami pentingnya kolaborasi tim, ketelitian dalam riset, serta keberanian untuk berinovasi. Kami juga belajar bagaimana cara mempresentasikan ide dengan baik agar dapat menarik perhatian publik dan industri,” ujar Sandrina.
Selain sebagai inspirasi generasi muda dalam berinovasi, tim UNAIR berharap inovasi PEPHYDTIN-DERM bisa dikembangkan dan diproduksi secara massal untuk membantu masyarakat dalam mengatasi infeksi jamur kulit.
(Virdiya/Aak)