BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyampaikan bahwa pemerintah menyiapkan anggaran senilai Rp9,9 triliun untuk program hilirisasi di sektor perkebunan.
Amran menyampaikan dana ini akan digelontorkan untuk program replanting dan penanaman baru komoditas unggulan seperti kelapa, kakao, mete, kopi, hingga lada.
“Kita rencana hilirisasi, yaitu replanting dan tanam baru kelapa dalam, kakao, mete, kopi, lada, itu dianggarkan Rp 9,9 triliun, hampir Rp 10 triliun,” ujar Amran saat konferensi pers di gedung Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Jumat (19/9/2025).
Mentan menyampaikan, program hilirisasi perkebunan ini ditargetkan menyentuh lahan seluas 800.000 hektar (ha) yang dirampungkan dalam dua tahun ke depan. Program ini diklaim mampu menyerap menyerap tenaga kerja hingga 1,6 juta orang di berbagai daerah.
“Dan ini bisa kita tanami 800.000 hektar seluruh Indonesia. Insya Allah membuka lapangan kerja (tenaga kerja) 1,6 juta, rencana kita dua tahun selesai,” paparnya.
Menurut Mentan Amran, program hilirisasi di sektor perkebunan ini menjadi bukti bentuk keberpihakan Presiden Prabowo pada petani.
“Ini kabar baik sekaligus bukti nyata bahwa kebijakan Presiden berpihak pada petani singkong, petani tebu, petani pangan, dan perkebunan di seluruh Indonesia,” beber Amran.
Baca Juga:
Amran Optimis Swasembada Pangan 3 Bulan ke Depan, Siap Jadi Lumbung Pangan Dunia
Wujudkan Ketahanan Energi Nasional, Papua Selatan Ditarget Produksi Bioetanol Mulai 2027
Tak hanya soal hilirisasi, prabowo juga menaruh perhatian khusus terhadap sektor perkebunan singkong dan tebu. Salah satunya melalui pembatasan impor singkong dan tapioka hingga etanol, yang dinaggap merugikan petani dalam negeri.
Beberapa waktu belakangan, harga tepung tapioka menurun akibat masuknya produk singkong dan tapioka impor yang akhirnya menekan harga singkong produksi petani lokal.
Pemerintah memutuskan untuk melakukan pembatasan impor singkong ke Indonesia yang ditetapkan melalui larangan terbatas (lartas) yang akan dituangkan dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag).
Keputusan strategis tersebut diambil Presiden Prabowo untuk memperkuat produksi lokal para petani singkong agar bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri.
“Singkong dan tepung tapioka akan diterbitkan lartas, manakala terpenuhi, impor tidak diperbolehkan. Ini keputusan yang sangat strategis diperintahkan oleh Bapak Presiden,” ujar Amran.
Sama hal nya dengan petani singkong, petani tebu juga mengeluhkan adanya kebijakan yang mempermudah importit untuk mengimpor etanol. Hal ini dapat merugikan petani tebu, khususnya produsen etanol dalam negeri.
Amran menegaskan bahwa Presiden Prabowo telah memberikan arahan untuk menerbitkan larangan terbatas (lartas) impor etanol.
“Atas arahan bapak Presiden Republik Indonesia, khusus etanol, kita akan terbitkan Lartas impor. Ini kita impor sesuai kebutuhan,” jelas Amran.
Terkait waktu penerbitan, Amran menjelaskan bahwa Permendag tersebut berpotensi terbit hari ini, namun paling lambat pada awal pekan depan. “Mudah-mudahan hari ini keluar (lartasnya), paling lambat Senin atau Selasa,” tegasnya.
Hal ini dilakukan guna mendukung upaya produsen tebu dalam negeri, terutama produsen molases yang nantinya dapat diproses menjadi etanol agar dapat memenuhi kebutuhan nonenergi domestik.
(Raidi/Budis)