BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Kehadiran anggota DPR RI, Verrell Bramasta, di Situ Cipule pada Sabtu (28/6/2025) dalam rangka mendampingi Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia bersama Bank Dunia saat launching Indeks Risiko Iklim Desa (IRID), menyisakan cerita tak terduga bagi seorang pedagang mainan.
Niat baik Verrell untuk memborong seluruh dagangan mainan anak-anak guna dibagikan kepada masyarakat, justru berujung kerugian bagi pedagang.
Kastimatong, pedagang mainan yang dagangannya diborong Verrell Bramasta, mengaku terkejut dan merasa rugi. Awalnya, Verrell menawarkan kepada warga dan anak-anak apakah mereka menginginkan mainan. Setelah masyarakat menunjukkan antusiasme, Verrell kemudian menanyakan total harga semua barang. Kastimatong pun menjawab, “Semuanya Rp10 juta.”
Tanpa menunggu lama, masyarakat langsung berebut mengambil mainan hingga ludes tak tersisa.
“Pada saat itu saya dikasih uang banyak, tapi setelah dihitung ternyata kurang, hanya Rp7 juta rupiah saja,” kata Kastimatong.
Verrell Bramasta Kritik Program Barak Militer Dedi Mulyadi
Bukti Pengabdian, Verrel Bramasta Janji Tak Akan Ambil Gaji Sebagai Anggota DPR
Kerugian Pedagang
Kastimatong mengungkapkan kekecewaannya atas insiden ini. Ia membandingkan penghasilannya sehari-hari yang jauh lebih menjanjikan.
“Sehari kalau di jual keliling biasanya bisa dapet Rp. 600 ribu rupiah dan kalau ke sekolah sehari bisa dapat Rp1 juta rupiah. Jadi kalau cuma dibayar Rp7 juta rupiah mendingan dibalikin lagi barangnya,” keluhnya.
Pedagang tersebut juga mengaku sudah meminta tambahan kekurangan pembayaran, namun dijanjikan “nanti dulu”. Kondisi ini membuat Kastimatong kini tidak memiliki stok barang untuk berjualan.
“Semua barangnya sekarang habis semua, terus hanya dibayar Rp7 juta rupiah. Kalau bayar Rp7 juta rupiah enggak dapat apa-apa, palingan cuma dapet capeknya saja,” ujarnya.
Akibat insiden ini, Kastimatong memperkirakan tidak akan bisa berjualan selama sekitar satu minggu karena harus kembali berbelanja dan menyiapkan dagangan baru. Ia berharap ada itikad baik dari pihak terkait untuk menyelesaikan permasalahan kekurangan pembayaran ini agar tidak semakin merugikannya.
(Hafidah Rismayanti/Budis)