SUMBA, TEROPONGMEDIA.ID — Pasola, tradisi kuno dari Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat adat setempat selama berabad-abad. Lebih dari sekadar warisan turun-temurun, ritual ini sarat dengan makna spiritual yang mendalam. Pasola berfungsi sebagai upacara adat penting yang digelar rutin untuk menyambut pergantian musim, sekaligus bentuk syukur dan permohonan kepada leluhur agar panen melimpah dan tanah tetap subur.
Secara fisik, Pasola adalah pertarungan berkuda yang melibatkan para penunggang mengenakan pakaian adat khas sambil membawa tombak kayu. Meski terlihat seperti adu nyali berbahaya, sejatinya ini adalah ritual simbolik yang dilaksanakan dengan penuh kehati-hatian.
Tombak dilempar bukan untuk melukai lawan, melainkan sebagai wujud keberanian dan pengikat tali persaudaraan antarkomunitas. Masyarakat percaya Pasola mampu menjaga keseimbangan alam, memelihara keharmonisan sosial, serta menangkal pengaruh buruk.
Keunikan Pasola terletak pada akarnya yang kuat dalam mitologi Sumba. Menurut legenda, tradisi ini berasal dari kisah perang tanding bernuansa magis yang terkait erat dengan kepercayaan akan kekuatan leluhur.
Pelaksanaannya mengikuti aturan ketat yang dijaga para tetua adat – mulai dari waktu yang harus sesuai kalender adat hingga penggunaan tombak dan pakaian yang penuh makna simbolis. Setiap unsur dalam Pasola mengandung filosofi mendalam tentang kehidupan, alam, dan relasi antarmanusia.
Di era modern, Pasola tak hanya bertahan sebagai ritual tradisional, tapi juga semakin dikenal berkat strategi branding yang cerdas. Djaha (2020) mengungkap bagaimana media interaktif berbasis kearifan lokal digunakan untuk mempromosikan Pasola, sekaligus mendukung pengembangan pariwisata Sumba Barat.
Pendekatan ini tak hanya melestarikan budaya, tapi juga menciptakan peluang ekonomi melalui kunjungan wisata budaya yang terus meningkat.
BACA JUGA
Dengan kekayaan sejarah, kedalaman makna spiritual, dan keunikan tradisinya, Pasola tetap teguh sebagai simbol identitas budaya masyarakat Sumba Barat. Ritual ini membuktikan bagaimana warisan leluhur mampu bertahan dan beradaptasi di zaman modern tanpa kehilangan nilai-nilai aslinya.
Pasola bukan sekadar atraksi spektakuler, melainkan cerminan harmoni antara manusia, alam, dan kepercayaan yang menjadi fondasi kehidupan komunitas adat Sumba.
(Daniel Oktorio Saragih/Magang/Aak)