BANDUNG,TEROPONGMEDIA.ID – Pasca inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi pada akhir April 2025 lalu, kondisi pengelolaan sampah di Pasar Induk Caringin Kota Bandung, menunjukkan perbaikan signifikan.
Salah satu terobosan besar yakni penggunaan teknologi fermentasi untuk mengolah sampah organik yang mencapai 95% dari total sampah pasar.
“Kita coba olah sampah dari sumbernya menggunakan teknologi yang memiliki nilai manfaat ke depannya,” kata Kepala Seksi Kebersihan Pasar Induk Caringin, Yudi Haryantono, Selasa (27/5/2025).
Pasar Caringin juga bekerja sama dengan pihak swasta seperti PT Global Kreasi Hijau (GKH), yang menyediakan teknologi pengolahan sampah.
Saat ini, metode fermentasi dan verifikasi digunakan untuk mengelola sampah organik, sementara sisanya direncanakan untuk dijadikan RDF atau dimusnahkan dengan insinerator.
Sebelumnya, sampah sempat menumpuk hingga hampir 1.000 ton akibat keterbatasan lahan dan kendala pengiriman ke TPA Sari Mukti. Namun, sejak lahan milik Pemprov Jabar bisa digunakan mulai 2 April, proses pengolahan dapat dimulai kembali.
“Uji coba pertama kita lakukan hari Sabtu lalu dan berhasil mengolah sekitar 3,5 ton sampah. Ini baru awal, tapi progresnya positif,” ucapnya.
Pasar Caringin saat ini memiliki tiga mesin pengolah sampah mandiri. Dua mesin berkapasitas lima ton per hari untuk mencacah sayuran, dan satu unit khusus untuk mengolah buah-buahan.
Targetnya yakni mengolah hingga 70% dari total produksi sampah harian sebesar 40 ton, sehingga hanya 30% yang dikirim ke TPA.
Pengelola juga aktif mengedukasi ke para pedagang agar memilah sampah sejak dari sumber, serta mendorong pemasok sayuran dan buah untuk mengurangi limbah sebelum dikirim ke pasar.
Selain itu, dibuat pula Satgas Sampah sejak Februari untuk mencegah pembuangan liar dari luar wilayah.
“Tumpukan sampah di Caringin ini tidak sepenuhnya berasal dari pedagang pasar. Banyak juga yang datang dari luar wilayah seperti Cimahi dan Sumedang, akibat penutupan TPS di daerah asal mereka,” ujarnya.
Dengan akses pasar yang buka 24 jam dan banyaknya pintu masuk, pengawasan menjadi tantangan tersendiri.
Baca Juga:
Sampah Terlalu Menggunung, TPS Pasar Caringin Disegel LHK
Oleh karena itu, Yudi mengusulkan agar pengolahan sampah dilakukan hingga tingkat RW untuk meminimalkan pembuangan liar.
Dirinya juga menyampaikan terima kasih kepada Gubernur Jawa Barat atas dukungan dan penyediaan lahan untuk infrastruktur pengelolaan sampah.
“Kami mengajak seluruh pihak, termasuk pedagang, pengunjung, hingga petani pemasok untuk bersama-sama mengurangi sampah dari sumbernya,” katanya.
Yudi menambahkan, langkah-langkah ini diharapkan dapat mewujudkan pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan ramah lingkungan di salah satu pasar terbesar di Bandung ini.
“Mewujudkan pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan ramah lingkungan di pasar,” pungkasnya.
(Kyy/Budis)