Panglima TNI Agus Subiyanto Sebut UU TNI Sudah Tidak Relevan!

UU TNI
Panglima TNI Agus Subiyanto dalam rapat kerja dengan Komisi I DPR di gedung DPR, kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis 13 Maret 2025. (Youtube/DPR RI)

Bagikan

JAKARTA, TEROPONGMEDIA.ID — Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI), Jenderal TNI Agus Subiyanto, mengakui bahwa Undang-Undang (UU) Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI atau UU TNI, sudah tidak relevan dengan kondisi Indoensia saat ini.

Agus menilai, UU TNI yang sudah berusia 20 tahun perlu segera direvisi agar lebih sesuai dengan kebijakan dan keputusan politik negara yang berkembang.

“UU Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI yang menjadi payung hukum TNI sebagai alat negara dalam menjalankan tugasnya berdasarkan kebijakan dan keputusan negara dinilai sudah tidak relevan, dan perlu disesuaikan dalam menghadapi berbagai permasalahan dalam mengimplementasikan norma dasar kebijakan dan keputusan politik negara,” ujar Agus dalam rapat kerja dengan Komisi I DPR di gedung DPR, kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (13/3/2025).

Ia menjelaskan, perubahan atau revisi UU TNI yang akan dilakukan mencakup beberapa aspek penting. Salah satunya adalah memperluas setiap matra dalam konsep trimatra terpadu, yang bertujuan untuk meningkatkan sinergi antara matra darat, laut, dan udara.

Selain itu, kata Agus, TNI juga akan memperkuat peran intelijen strategis dalam proses pengambilan keputusan militer serta meningkatkan kesiapan operasional yang berbasis pada skenario ancaman global.

“Beberapa perubahan yang akan dilakukan mencakup perluasan konsep trimatra terpadu untuk memperkuat koordinasi antara matra, memperkuat peran intelijen strategis dalam pengambilan keputusan, dan menyesuaikan kesiapan operasional dengan ancaman yang bersifat global,” jelas Agus.

Lebih lanjut, Agus mengungkapkan beberapa ketentuan dalam UU TNI tersebut sudah tidak sesuai dengan kondisi saat ini dan perlu dilakukan penyempurnaan editorial di berbagai pasal. Menurut dia, hal tersebut penting karena berhubungan langsung dengan tugas pokok TNI sebagai alat negara dalam menjaga kedaulatan dan keamanan.

“Beberapa fase dalam UU ini sudah tidak relevan lagi untuk digunakan dan perlu dilakukan penyempurnaan editorial di berbagai pasal, karena ini berkaitan erat dengan tugas pokok TNI dalam menjaga kedaulatan negara,” pungkas Agus mengenai alasan merevisi UU TNI.

Baca Juga:

TNI Berpeluang Isi Jabatan Sipil, Legislator Nasdem: Masyarakat Harus Didengar

Sekda Jabar Sambut Baik Pembagian Mobil Operasional dari Menhan untuk TNI/Polri di Daerah

Langgar UU TNI Jadi Seskab, Letkol Teddy Harus Mundur dari Militer!

Pengangkatan Letkol Teddy Indra Wijaya sebagai Sekretaris Kabinet (Seskab) disebut melanggar Pasal 47 Undang-Undang (UU) Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Hal itu diungkap Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) TB Hasanuddin. ia mengatakan dalam Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) RUU TNI yang baru, prajurit TNI aktif hanya boleh mengisi jabatan sipil di 15 kementerian atau lembaga.

TB Hasanuddin mengaku sempat dimintai pendapat oleh pihak Istana pada Oktober 2024 terkait rencana pengangkatan Mayor Teddy sebagai Seskab tanpa harus mengundurkan diri dari militer.

“Saat itu saya menyarankan agar jika ingin mempertahankan status militer Mayor Teddy, maka posisinya sebaiknya ditempatkan di Sekretariat Militer. Ada beberapa jabatan di sana, seperti Kepala Biro Umum, Kepala Biro Tanda Pangkat, dan Kepala Biro Tanda Jasa dan Kehormatan. Kalau mau ya, ditambahkan saja satu Kepala Biro Sekretariat Kabinet di bawah Sekretariat Militer. Itu sesuai dengan Undang-Undang TNI Pasal 47,” kata TB Hasanuddin dalam keterangannya, Rabu (12/3/2025).

Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi menyatakan, Seskab berada di bawah Kementerian Sekretariat Negara, bukan di bawah Sekretariat Militer. Pernyataan tersebut juga diperkuat oleh Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen Wahyu Yudhayana.

Oleh karena itu, kata TB, Letkol Teddy Indra Wijaya harus mundur dari jabatan Sekretaris Kabinet saat ini. Pasalnya, prajurit aktif hanya boleh mengisi jabatan sipil di 15 kementerian atau lembaga.

“Maka sesuai aturan, Teddy harus mundur dari prajurit TNI. Ini jelas tidak termasuk dalam Pasal 47 UU TNI,” tegas Tb Hasanuddin.

Ia pun menegaskan perlunya konsistensi dalam menjalankan undang-undang dan aturan hukum agar tidak menimbulkan polemik. Selain itu demi menjaga netralitas dan profesionalisme TNI.

Dalam pasal 47 ayat 2 berbunyi, prajurit aktif dapat menduduki jabatan sipil yang sebelumnya hanya di 10 K/L, dalam DIM baru ini menjadi 15 K/L. Lima penambahan ini adalah KKP, BNPB, BNPT, Keamanan Laut, dan Kejaksaan.

 

(Dist)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Polresta Bandung Siap Amankan Arus Mudik Lebaran
Polresta Bandung Siap Amankan Arus Mudik Lebaran
Jadwal Imsak Tasikmalaya
Jadwal Imsak Tasikmalaya Hari Ini, Minggu 23 Maret 2025
Jadwal Imsak Ciamis
Jadwal Imsak Wilayah Ciamis Hari Ini, Minggu 23 Maret 2025
BI Ungkap Aliran Modal Asing Keluar Rp4,25 Triliun dari Indonesia dalam Sepekan
BI Ungkap Aliran Modal Asing Keluar Rp4,25 Triliun dari Indonesia dalam Sepekan
BPBD Kabupaten Bandung Ingatkan Masyarakat Tetap Waspada
BPBD Kabupaten Bandung Ingatkan Masyarakat Tetap Waspada
Berita Lainnya

1

Daftar Pajak Kijang Diesel, Semua Tipe Lengkap!

2

Daftar Pajak Isuzu Panther, Semua Tipe Lengkap!

3

Keindahan Umat Muslim Capai Keberkahan di Malam Lailatur Qadar

4

Viral Mahasiswa Berkelahi dengan Polisi saat Demo, Netizen Penasaran dengan Kondisi Terakhir

5

BREAKING NEWS, Kecelakaan Mobil Terbalik di Flyover Pasupati Bandung
Headline
50.000 Bibit Pohon Ditanam untuk Hijaukan Kawasan Puncak Bogor, Dedi Mulyadi: Bentuk Tobat Ekologi
50.000 Bibit Pohon Ditanam untuk Hijaukan Kawasan Puncak Bogor, Dedi Mulyadi: Bentuk Tobat Ekologi
Tinjau Lokasi Hidden Gem, Farhan: Potensi Daya Tarik Wisatawan Urban Adventure
Tinjau Lokasi Hidden Gem, Farhan: Potensi Daya Tarik Wisatawan Urban Adventure
Jurnalis Kompas.com Laporkan Penganiayaan Saat Meliput Unjuk Rasa Penolakan Revisi UU TNI
Jurnalis Kompas.com Laporkan Penganiayaan Saat Meliput Unjuk Rasa Penolakan Revisi UU TNI
Teror bangkai tikus kantor Tempo
Kantor Tempo Diteror Lagi: Kali Ini Dikirim Bangkai Tikus Dipenggal

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.