NTB Klaim Kasus Stunting di Wilayahnya Turun Jadi 16,99 Persen

Penulis: Budi

Foto - Web -
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

NTB,TM.id : Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pihaknya melakukan delapan kegiatan prioritas, tiga klaster, serta 47 kegiatan operasional dengan 90 indikator, dalam mengatasi masalah stunting,

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Perwakilan BKKBN NTB H Syamsul Anam mengatakan, berdasarkan data di aplikasi Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) bulan Agustus 2022, menunjukkan angka stunting di NTB sudah mencapai angka 16,99 persen.

“Alhamdulillah setelah kita semua melakukan kerja sama, ternyata stunting di NTB berdasarkan laporan e-PPGBM trennya menurun. Ini adalah data hasil penimbangan kita yang dicatatkan dalam e-PPGBM di posisi bulan Agustus, kita sudah berada di posisi 16 persen koma sekian,” kata Syamsul Anam, mengutip Antara, Sabtu (17/12/2022).

Ia mengatakan tren angka stunting yang menurun tidak lepas dari aksi kolaborasi semua pihak di NTB. Masing-masing pihak memiliki andil yang besar terhadap penurunan angka stunting ini.

Selanjutnya Bappeda setempat dengan fungsi koordinatifnya melakukan pengawalan terhadap program penurunan stunting ini dan sudah melakukan inventarisir input proses serta outputnya.

Dasar data penurunan stunting salah satunya adalah hasil penimbangan di posyandu-posyandu di NTB. Terlebih, NTB termasuk dalam salah satu provinsi di Indonesia yang sudah melaksanakan kegiatan penimbangan dan intervensi pada balita dengan cakupan lebih dari 95 persen.

Jika melihat data dari waktu ke waktu di aplikasi e-PPGBM, tren angka stunting terlihat jelas penurunannya. Contohnya di tahun 2019 angka stunting berada di 25,5 persen, di 2020 sebesar 23,03 persen, di 2021 sebesar 19,23 persen, 18,94 persen di Februari 2022, dan turun menjadi 16,99 persen di Agustus 2022.

“Terjadi penurunan kasus stunting dari tahun 2019 sampai dengan 2022 berdasarkan data e-PPGBM sebesar 8,51 persen,” ujarnya.

Dari segi anggaran, penanganan stunting dilakukan dengan anggaran yang beragam di masing-masing instansi, namun anggaran yang tertinggi sesungguhnya ada di masing-masing pemerintah desa. Sebab berdasarkan prioritas penggunaan dana desa, disebutkan bahwa 25 persen dana desa digunakan untuk penanganan stunting.

(Budis)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Hyundai Palisade Hybrid
Sudah Buka Pemesanan di Indonesia, Kapan Pasti Hyundai Palisade Hybrid Rilis?
Tangkas X7
Ketangguhan Motor Listrik Tangkas X7, akan Dibuktikan Lewat Intensitas Ojol!
thumb-small-R0010072_2022-01-24_11-25-22_screenshot
Ricoh Theta A1, Kamera 360 Profesional untuk di Medan Ekstrem
Jasad Bayi di SCBD
Jasad Bayi Laki-Laki Ditemukan Petugas Kebersihan di Kawasan SCBD
Mobil dinas busway
Menyoal Polisi Hormat ke Mobil Dinas Penerobos Busway, Polda Metro: Anggota Saya Fokus ke Kemacetan
Berita Lainnya

1

Empat Perusahaan Tambang Nikel di Raja Ampat Langgar Aturan Lingkungan Hidup

2

Legislator Kritik Keras Penambangan Nikel Raja Ampat Papua Barat Daya, Melanggar Regulasi!

3

Sejarah Kelam Jam Malam, dari Abad Kegelapan hingga Era Dedi Mulyadi

4

Pengabdian Kepada Masyarakat – UNIBI TALK: Storytelling sebagai Cara Membentuk Personal Branding yang Autentik dan Konsisten Melalui Media Sosial Instagram

5

Update Kondisi Gunung Tangkuban Parahu, Tetap Waspada Meski Jumlah Gempa Vulkanik Alami Penurunan
Headline
sapi menangis saat kurban
Kenapa Sapi Menangis Saat Kurban? Cek Jawabannya
Waspada Varian Baru Covid-19, Dinkes Kota Bandung Siagakan RS dan Laboratorium
Waspada Varian Baru Covid-19, Dinkes Kota Bandung Siagakan RS dan Laboratorium
Presiden Prabowo Subianto Serahkan Sapi untuk Masjid Al Ukhuwah Bandung
Presiden Prabowo Subianto Serahkan Sapi 1,2 Ton untuk Masjid Al Ukhuwah Bandung
Prabowo Bersyukur Timnas Indonesia Kalahkan China
Bersyukur Timnas Indonesia Kalahkan China, Prabowo Berharap Bisa Berlaga di Piala Dunia

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.