BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Jalan Cadas Pangeran Sumedang, jalur penghubung antara Bandung dengan Cirebon, masih diselimuti misteri hingga sekarang.
Pertanyaan seputar kenapa sering terjadi kecelakaan di jalur ini masih belum bisa dijawab dengan terang-benderang.
Selain itu, banyak pula yang mengaitkan kecelakaan-kecelakaan yang pernah terjadi di sana dengan mitos dan mistik.
Sejarah Kelam Cadas Pangeran
Jalan Cadas Pangeran dibangun sekitar tahun 1808 oleh pemerintah kolonial Belanda di bawah kepemimpinan Gubernur Jenderal Herman Willem Daendles.
Daendles berambisi untuk membangun akses jalan penghubung di Pulau Jawa, dari Anyer sampai Panarukan. Pembangunan jalan sepanjang 1.000 kilometer ini terhalang oleh gunung yang materialnya adalah batuan cadas.
Daendles mengerahkan ribuan pekerja, mayoritas warga Sumedang, untuk menyelesaikan jembatan gantung di jalur tersebut.
Mereka bekerja secara rodi selama setahun di bawah pengawasan prajurit kompeni. Namun, ribuan pekerja tewas karena kelaparan dan wabah penyakit malaria.
Bukti adanya korban ribuan pekerja tersebut adalah keberadaan kuburan massal yang terletak di atas jembatan Cadas Pangeran.
Bupati Sumedang ketika itu, Pangeran Kornel atau Pangeran Kusumadinata XI, marah besar karena sistem kerja paksa yang mengorbankan rakyatnya.
Ia kemudian menemui Gubernur Daendles dan menerima jabatan tangan Daendles dengan tangan kiri, sementara tangan kanannya hendak menghunus keris di pinggan bagian kanan.
Momen ini diabadikan dalam bentuk monumen yang disimpan di pintu masuk Jalan Cadas Pangeran dari arah Bandung menuju Sumedang.
Tahun 1995, terjadi longsor besar di kawasan jalur Jalan Cadas Pangeran. Sejak longsor besar tersebut, wilayah Cadas Pangeran menjadi daerah rawan longsor hingga saat ini.
Mitos dan Mistik
Cadas Pangeran juga dikaitkan dengan berbagai mitos dan misteri, salah satunya adalah keberadaan sosok tiga siluman dalam trisula.
Konon katanya, jalan Cadas Pangeran bisa kokoh berdiri lantaran adanya trisula yang menyangga lereng di mana jalan itu berada.
Trisula tersebut disebut dihuni oleh tiga siluman: siluman ular, siluman kera, dan siluman harimau.
Di salah satu bagian Jalan Cadas Pangeran juga ada pipa bambu yang mengalirkan air yang cukup jernih. Konon, itu adalah air keramat yang diyakini berkhasiat dan bisa menyembuhkan beragam penyakit.
BACA JUGA : Jangjawokan, Puisi Magis dalam Kebudayaan Sunda
Katanya juga, di sekitar air itu kerap muncul ular raksasa. Pernah ada seorang sopir yang mengalami kecelakaan lantaran mencoba menghindari ular tersebut.
Ular itu katanya tinggal di dasar jurang di pinggir Jalan Cadas Pangeran, yang akan memakan mayat korban kecelakaan.
Di Jalan Cadas Pangeran juga ada cerita tentang sosok wanita dengan kepala melayang. Itulah beberapa mitos yang dipercaya berkait dengan keberadaan Jalan Cadas Pangeran.
(Hafidah Rismayanti/Aak)