GARUT, TEROPONGMEDIA.ID — Sejumlah anak muda di Kabupaten Garut, Jawa Barat, diajak untuk berani berkarya dan mengekspresikan diri melalui tulisan dalam diskusi panel bertajuk “Merdeka di Tanah Sendiri” yang digelar di Garut, Sabtu (13/3/2025). Vokalis band metal Voice of Baceprot (VoB) Firda Marsya Kurnia hadir menjadi salah satu pembicara dalam rangkaian kegiatan Pesta Literasi 2025 tersebut.
Selain Marsya, acara yang dihadiri pelajar, mahasiswa, penulis muda, dan masyarakat umum ini menghadirkan pembicara lain di antaranya Cyntha Hariadi dan Wawan Kurniawan.
Cyntha Hariadi, penulis buku “Kokokan Mencari Arumbawangi”, mendorong anak muda Garut untuk giat membaca dan berani menuangkan pemikiran melalui tulisan.
Menurutnya, kegiatan seperti diskusi panel dapat memotivasi generasi muda untuk mengembangkan kreativitas.
“Dengan kegiatan ini, anak-anak muda terdorong untuk mulai belajar dan berkarya,” Cyntha, mengutip Antara.
Senada dengan Cyntha, Wawan Kurniawan, penulis puisi dan cerpen, mengajak anak muda Garut untuk menuliskan kondisi sosial dan isu lokal yang terjadi di daerahnya. Ia menekankan bahwa setiap daerah memiliki persoalan unik yang perlu disuarakan.
“Suara Garut itu signifikan. Jangan anggap kita hanya di Garut, tapi Garut punya suara yang berdampak bagi banyak orang,” tegas Wawan.
Firda Marsya Kurnia, vokalis VoB yang juga putri asli Garut, menambahkan bahwa anak muda perlu bergerak secara kolektif melalui kegiatan positif.
Ia mendorong mereka untuk mengembangkan bakat dengan banyak membaca dan menulis, termasuk menulis lirik lagu sebagai bentuk ekspresi karya.
“Fokuskan energi untuk membuat karya. Itu langkah awal yang penting,” kata Marsya.
Amie Puspahadi, Ketua Pesta Literasi Indonesia 2025, menyatakan bahwa acara ini menjadi ruang perjumpaan yang mempererat ikatan masyarakat Garut melalui literasi.
“Pesta Literasi di Garut bukan sekadar ajang baca atau diskusi, tapi momentum untuk menyalakan keberanian generasi muda agar berkarya, bersuara, dan merayakan keberagaman,” ujarnya.
Ranti Pebrianti, salah satu peserta yang hadir, menyambut positif acara ini. Menurutnya, di tengah derasnya arus informasi digital, kegiatan literasi justru mengingatkan generasi muda untuk merdeka dalam berpikir dan berekspresi.
“Acara ini relevan banget untuk Gen Z seperti saya. Merdeka di tanah sendiri juga berarti merdeka dalam cara kita memahami dan mengekspresikan diri,” tutur alumni Universitas Garut tersebut.
BACA JUGA
Mahasiswa KKN UHS Bikin Siswa SDN Cikapundung 2 Ketagihan Literasi, Apa Rahasianya?
Pemkab Garut Dukung Inovasi Geothermal Dry untuk Pengeringan Kopi
Diskusi panel ini diselenggarakan atas kerja sama dengan komunitas Sadar Setara, sebagai bagian dari rangkaian Pesta Literasi Indonesia 2025 yang mengusung tema “Cerita Khatulistiwa”.
Garut terpilih menjadi salah satu lokasi penyelenggaraan kegiatan yang bertujuan membangkitkan semangat literasi dan kreativitas anak muda daerah.
(Aak)