JAKARTA, TEROPONGMEDIA.ID — Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi menjenguk MK (7) yang diduga menjadi korban kekerasan oleh ayahnya. Menurutnya, kondisi MK cukup memperihatinkan.
“Kami melihat langsung kondisi korban. Sungguh sulit membayangkan anak seusia itu mengalami kekerasan seberat ini,” kata Arifah dalam keterangan resminya, Minggu (15/6/2025).
Berdasarkan pemeriksaan medis, MK mengalami berbagai luka berat. MK hanya memiliki berat badan 11 kg, ukuran kepala yang lebih kecil dan tidak simetris dari anak seusianya.
“Anak tersebut saat ini dirawat intensif di ruang Pediatric Intensive Care Unit (PICU),” ujarnya.
Arifah memastikan, korban akan terus mendapatkan perawatan intensif dan pendampingan psikologis untuk memulihkan kondisi fisik dan mentalnya.
“Saat ini, korban belum dapat memberikan keterangan secara jelas karena masih dalam proses pemulihan fisik,” ucapnya.
Korban juga tidak memiliki keluarga yang mendampingi sehingga tanggung jawab utama dalam perlindungan dan pemulihannya akan diambil alih oleh Kementerian PPPA bersama penyidik Bareskrim Polri.
Baca Juga:
Miris, Bocah Ditelantarkan di Pasar Kebayoran Lama Kondisi Memilukan
Bocah Ditelantarkan di Kebayoran Lama Hari ini Jalani Operasi Tulang
“Negara tidak akan tinggal diam terhadap kekerasan pada anak dan akan memastikan pemulihan korban secara menyeluruh, baik fisik maupun psikologis. Kami akan mendampingi proses hukum dan pemulihan anak hingga tuntas. Kasus ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk lebih peduli terhadap anak-anak di sekitar kita,” katanya.
Sebelumnya, Bareskrim Polri mengambil alih penanganan kasus dugaan kekerasan yang dialami anak perempuan MK (7), di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Alasannya, kasus kekerasan tersebut terjadi di Surabaya, Jawa Timur.
“Penanganan akan diambil alih Bareskrim karena lokasi penganiayaan di Surabaya,” ujar Kasie Humas Polres Metro Jakarta Selatan, Kompol Murodih, Rabu (11/6/2025).
Anak perempuan itu ternyata disiksa orang tuanya di Surabaya, Jawa Timur. Korban lantas dibawa dan dibuang oleh orang tuanya di Jakarta.
(Anisa Kholifatul Jannah)