BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Menteri Pertanian Amran Sulaiman menegaskan transformasi sektor pertanian akan dilakukan melalui hilirisasi. Hal ini dlakukan untuk meningkatkan nilai tambah produk, kesejahteraan petani, dan daya saing komoditas di pasar domestik maupun ekspor.
“Hilirisasi produk pertanian merupakan jalan cepat Indonesia untuk menjadi negara mandiri dan berpengaruh secara global,” kata Mentan dalam keterangan dikonfirmasi di Jakarta, Rabu (11/6/2025), seperti dikutip dari Antara.
Amran mencontohkan kelapa yang semula hanya dijual Rp1.350 per kilogram, bisa bernilai hingga Rp145 ribu per liter setelah diolah menjadi Virgin Coconut Oil (VCO).
Selain kelapa, komoditas lain seperti kakao dan mete juga bisa mengalami peningkatan nilai hingga 38 kali lipat setelah melalaui proses pengolahan.
Amran menyampaikan pemerintah telah menyusun strategi investasi pertanian yang terarah dan berdampak langsung kepada masyarakat.
Dengan investasi sebesar Rp371 triliun, sektor pertanian bisa menghasilkan keuntungan hingga Rp9.000 triliun dan menciptakan 8 juta lapangan kerja.
Baca Juga:
Produksi Jagung Surplus, Indonesia Siap Swasembada
Jual Mahal Pupuk Subsidi, Mentan Amran Tutup Kios di Lumajang
Selain mendorong hilirisasi dalam negeri, Mentan juga menyoroti kondisi krisis pangan global yang tengah melanda 58 negara.
Ia menegaskan bahwa krisis pangan tak hanya berdampak pada ekonomi dan kesehatan, tetapi juga berpotensi memicu konflik sosial dan politik.
Untuk menjawab tantangan tersebut, Kementerian Pertanian telah mengambil langkah strategis. Diantaranya, refocusing anggaran agar lebih tepat sasaran, menyederhanakan 241 regulasi yang menghambat produksi, serta meningkatkan sarana dan infrastruktur pertanian.
“Hasil dari upaya tersebut mulai terlihat. Data BPS mencatat produksi beras nasional pada Januari – Juli 2025 mencapai 21 juta ton, naik 14,49 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya,” ucap dia.
Amran menyampaikan sektor pertanian merupakan keunggulan komparatif Indonesia yang memiliki iklim tanam sepanjang tahun dan jumlah penduduk besar mencapai 280 juta jiwa. Hal ini menjadi potensi kekuatan pasar sekaligus daya saing Indonesia di tingkat global.
Ia pun optimis bahwa pertanian Indonesia akan menjadi kekuatan utama bangsa melalui modernisasi dan hilirisasi yang terus digencarkan.
Dengan begitu Indonesia mampu mewujudkan swasembada pangan dan menjadikan Indonesia sebagai negara mandiri dan berdaulat.
(Raidi/Aak)