BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Iran menggunakan rudal balistik yang baru dikembangkan dalam rentetan serangan udara terbarunya terhadap Israel pada Sabtu (14/6/2025), yang diberi nama Jenderal Qassem Soleimani yang tewas akibat perintah Presiden Trump 2020.
Rudal balistik Haj Qassem memborbardir Israel, yang mengakibatkan 10 orang tewas dan 200 lebih luka-luka dalam serangan pada Sabtu dan Minggu.
Iran mengklaim rudal balistik berpemandu Haj Qassem dirancang untuk menghindari sistem pertahanan Iron Dome milik Israel, dan bahkan bisa melewati Terminal High Altitude Defense milik militer Amerika atau THAAD.
THAAD dianggap sebagai sistem pertahanan rudal balistik terbaik dalam menghadapi rudal jarak pendek dan menengah.
Rudal tersebut memiliki jangkauan 1.200 kilometer dan dilengkapi dengan kendaraan masuk kembali yang dapat bermanuver (MaRV).
Beratnya mencapai tujuh ton dan diperkirakan mampu membawa muatan 500 kilogram. Panjangnya sebelas meter, diperkirakan memiliki kecepatan masuk atmosfer Mach 11 dan kecepatan tumbukan Mach 5.
Haj Qassem dilengkapi dengan hulu ledak yang dapat bermanuver dan kontrol navigasi canggih termasuk pencari optik/inframerah, serta navigasi inersia yang memungkinkan untuk menembus sistem pertahanan rudal.
“Rudal balistik baru itu juga dilengkapi dengan sistem navigasi canggih yang memungkinkan senjata ini mengenai sasaran secara tepat dan melawan peperangan elektronik,” melansir kantor berita Iran Tansim.
Rudal balistik Haj Qassem dapat mengidentifikasi target tertentu di antara beberapa pilihan, tanpa bergantung pada GPS.
Nama sistem rudal itu merujuk pada Jenderal Qassem Soleimani yang terkenal, mantan komandan pasukan Quds Korps Garda Revolusi Iran, yang tewas dalam serangan pesawat tak berawak di Irak atas perintah Presiden Donald Trump pada 2020.
Trump menjuluki Soleimani sebagai ‘teroris nomor satu’ dan membenarkan tindakan yang belum pernah terjadi sebelumnya tersebut, dengan menyatakan bahwa sang jenderal ‘merencanakan serangan yang akan segera terjadi dan jahat terhadap diplomat dan personel militer Amerika’.
Baca Juga:
Tegang, Iran Serang Balik Israel Malam-malam
Ketegangan Israel-Iran Makin Panas, Kemenlu RI Sebut Jumlah WNI di Taheran Capai 386 Orang
“Atas arahan Presiden, militer AS telah mengambil tindakan defensif yang tegas untuk melindungi personel AS di luar negeri dengan membunuh Qassem Soleimani,” kata Pentagon, Senin (16/6/2025).
Iran menyebut pembunuhan itu sebagai tindakan perang dan menembakkan serangkaian rudal ke sasaran AS sebagai balasan atas pembunuhan ikon Iran tersebut. Seorang pejabat militer mengatakan kepada The Times of Israel bahwa rudal Iran tidak dapat dikendalikan.
“Ini bukanlah sesuatu yang tidak kami ketahui cara mencegatnya,” katanya.
Para pejabat tersebut mengklaim Iran telah menembakkan rudal jenis yang sama seperti yang digunakan dalam serangan sebelumnya pada April dan Oktober 2024.
(Anisa Kholifatul Jannah)