BANDUNG.TM.ID Tinggal menghitung hari, hari raya idul fitri 2023 akan dirayakan oleh umat muslim di Indonesia. Kabarnya pemerintah akan menggelar sidang isbat penentuan 1 syawal pada Kamis, 20 april 2023. Dalam sidang tersebut penentuan idul fitri akan dilakukan dengan melakukan pemantauan rukyatul hilal.
Pemantauan hilal ini akan dilakukan di sejumlah tempat di Indonesia. Lalu apakah kamu mengetahui hilal itu apa? mengapa selalu dijadikan sebagai penentu hari Raya Idul Fitri? Simak penjelasannya di dalam artikel ini.
Penjelasan dari BMKG
Koordinator Bidang Tanda Waktu yang merupakan Tim Hilal Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika yaitu Himawan Widiyanto, menjelaskan jika hilal merupakan penampakan bulan sabit.
“Hilal adalah bulan sabit pertama yang di amati di permukaan bumi setelah konjungsi geosentris dan matahari terbenam” ujarnya. Melansir KOMPAS.
Konjungsi geosentris atau ijtima ini adalah persitiwa ketika bujur ekliptika bulan sama dengan bujur ekliptika matahari dengan pengamat si andaikan berada di pusat bumi. Himawan juga mengungkapkan, biasanya waktu pengamata hilal ini kurang dari satu jam setelah matahari terbenam.
Faktor yang Memengaruhi Pemantauan Hilal
Ada berbagai faktor yang memengaruhi hilal dapat terlihat saat kita amati, seperti adanya fakor cuaca, peralatan pengamatan, lokasi pengamat, dan sang pengamat. Faktor cuaca yang berbeda-beda tersebut bisa memengaruhi kejelasan hilal.
Kemudian jika semakin baik kondisi dan semakin canggih alat yang kamu gunakan, kemungkinan pemantauan hilal bisa di lakukan dengan sempurna. Seorang pengamat juga sangat berpengaruh dalam keputusan hilal sudah terlihat atau belum.
Himawan juga menerangkan, jika faktor lokasi pemantauan hilal juga bisa menentukan pengamatan bisa di lakukan atau tidak. Lokasi dengan arah matahari terbenam yang bersih dari halangan akan lebih besar kemungkinannya untuk mendapatkan hilal di banding lokasi arah matahari terbenam yang banyak halangannya.
Cara Melihat Hilal
Peneliti BRIN Andi Pangerang mengatakan, pemantauan hilal bisa di lakukan dengan 2 cara, yaitu manual dan menggunakan instrumen modern. Jika di lakukan dengan manual, maka perlu gawang lokasi. Gawang lokasi adalah instrumen falak yang di akui dalam syariah.
Sedangkan pengamatan yang di lakukan dengan menggunakan instrumen modern biasanya menggunakan teleskop atau teropong. Teropong itu berupa teropong medan lensa satu dan lensa dua. Selain itu juga bisa menggunakan teleskop yang pengamatannya bisa di lakukan langsung dengan menyambungkan CCD.
CCD merupakan alat yang bisa mengubah cahaya menjadi partikel elektron yang kemudian di pikselasi menjadi sebuah gambar. Nantinya akan di sambungkan pada laptop lalu menggunakan aplikasi SharpCap sehingga kita bisa mengambil citra hilal tersebut.
Hilal Penentu Bulan Syawal
Untuk menentukan bulan syawal hilal harus berada pada ketinggian 3 derajat dari ufuk dan sudut elongasi minimal 6,4 derajat celcius. Hal ini sesuai dengan ketetapan Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura.
Pengamatan dan penentuan hilal ini tidak hanya untuk bulan Syawal saja, tapi untuk seluruh bulan yang ada di kalender Hijriah. Pemerintah menggunakan hilal untuk penentuan bulan Ramadhan, Syawal, dan Zulhijjah.
BACA JUGA: PBNU Ungkap Alasan Perbedaan Lebaran dengan Muhammadiyah
(Kaje)