BANDUNG,TM.ID: Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mau penanganan stunting di Kota Bandung ada akselerasi yang sangat optimal.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung, Ema Sumarna menjelaskan kalau penanganan stunting tidak bisa dilakukan secara mandiri. Karena stunting bukan cuma terletak pada masalah gizi saja, melainkan pada aspek lingkungan juga.
“Penanganan masalah stunting tidak bisa mandiri ya, tapi stunting juga berbicara masalah aspek lingkungan stunting berbicara juga masalah asupan makanan, berbicara juga masalah kebutuhan air bersih, kebutuhan juga sanitasi yang harus menunjang, artinya ini harus multi stake holder,” kata Ema Sumarna, Sabtu (18/11/2023).
BACA JUGA: 2024, Pemkot Bandung Targetkan Penurunan Stunting hingga 14 Persen
Ema menambahkan, Kota Bandung mempunyai kekuatan ada sekitar 17.000 posyandu di Kota Bandung, dan yang aktif menurutnya, sekitar 2.000 posyandu.
“Nah di sana biasanya yang paling rutin itu baik ibu hamil, maupun balita-balita untuk dilakukan kontrol, misalnya timbang dan kemudian yang paling utama objektivitas pengukuran, karena tentunya itu harus proporsional,” ujarnya
Tak hanya itu, Ema menyampaikan, pernikahan usia dini jika tidak segera ditangani maka akan menjadi sebuah potensi stunting baik untuk ibu hamil maupun anak nya kelak.
“Nah terutama yang kurang menguntungkan misalnya ibu hami ini perokok aktif, itu juga bahaya terhadap potensi lahir anak yang sedang dikandung, artinua ini sangat multi aspek yang harus di tangani untuk masalah stunting di Kota Bandung,” ucapnya.
(Rizky Iman / Masnur)