BANDUNG,TEROPONGMEDIA.ID — Kue cincin, jajanan tradisional Indonesia yang memiliki tekstur legit dan rasa yang manis. Tidak jarang, orang yang belum tahu kue ini ketika mendengar kata “cincin” akan langsung teringat pada aksesoris atau perhiasan.
Kue legit dan manis ini seringkali menjadi hidangan dalam berbagai acara perayaan, seperti pernikahan atau khitanan.
Bentuknya yang mirip donat dengan ukuran yang lebih kecil, kue cincin menjadi simbol kebahagiaan dan keberuntungan.
Banyak juga yang menyebut kue cincin sebagai donat asli Indonesia. Bahan utama kue ini cukup sederhana, yaitu tepung beras, tepung ketan, dan gula merah.
Makna Kue Cincin dalam Budaya Betawi
Bagi masyarakat Betawi, kue cincin bukan hanya sekadar penganan. Makanan tradisional ini menjadi bagian penting dalam acara-acara adat, terutama dalam pernikahan. Kue cincin melambangkan ikatan atau keabadian, sebuah harapan bagi kehidupan masa depan pengantin yang bahagia dan harmonis.
Di Jawa Barat, kue cincin juga menjadi sajian istimewa dalam berbagai perayaan. Menariknya, kue ini memiliki berbagai nama di setiap daerah. Misalnya, di Pandeglang kue ini dikenal dengan nama panairem, sementara di Cianjur disebut kue ali. Meskipun memiliki sebutan yang berbeda, cita rasa manis dan legit kue cincin tetap sama di setiap daerah.
Wadai Cincin Filosofi Masyarakat Banjar
Masyarakat Banjar di Kalimantan juga memiliki versi kue cincin yang dikenal dengan nama wadai cincin. Wadai ini memiliki bentuk yang sedikit berbeda, dengan empat lubang di bagian dalamnya. Lubang-lubang ini melambangkan empat mata angin (timur, barat, utara, dan selatan) yang mencerminkan keseimbangan alam.
Selain itu, bagi masyarakat Banjar, lubang pada wadai cincin juga dipercaya memiliki makna spiritual yang mendalam. Empat lubang tersebut diyakini sebagai pelindung dari kejahatan gaib dan menjadi simbol keseimbangan dalam kehidupan. Wadai cincin bukan hanya sekadar jajanan, tetapi juga menyimpan filosofi hidup yang kaya.
BACA JUGA: Resep Kue Tradisional Carabikang Pandan
Kue tradisional ini, sangat cocok disajikan dengan segelas kopi dan teh panas. Meskipun di beberapa daerah nama kue cincin berbeda-beda, tapi rasa manis dan legitnya jajanan tradisional khas Indonesia ini tetap sama.
(Virdiya/Budis)