BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Mahasiswi Institut Pertanian Bogor (IPB), Desy Aices, yang berasal dari Asmat, Papua, menyampaikan kritik terbuka melalui akun Facebook miliknya.
Dalam unggahannya, Desy menyoroti perilaku sebagian mahasiswa Papua penerima beasiswa yang dinilai tidak memanfaatkan kesempatan studi secara optimal.
Ia menegaskan beasiswa bukanlah hak, melainkan amanah yang bersumber dari dana publik, yakni pajak rakyat yang seharusnya digunakan secara bijak untuk pendidikan.
“Beasiswa yang kam pake tuh, hasil dari pajak seluruh masyarakat Indonesia. Jutaan orang kerja banting tulang trus bayar pajak,” tulis Desy dalam keterangannya, dikutip Minggu (18/5/2025).

Terkait hal ini, Desy mendorong pemerintah agar melakukan evaluasi menyeluruh terhadap para penerima beasiswa guna memastikan program ini diberikan kepada mahasiswa yang benar-benar memiliki niat belajar dan semangat berkontribusi bagi daerah asal mereka.
Kritik Lewat Media Sosial dan Respons Publik
Dalam pernyataannya, Desy mengungkapkan keprihatinan terhadap perilaku tidak produktif yang ditunjukkan sebagian mahasiswa penerima beasiswa, seperti terlibat dalam pesta minuman keras atau membuat masalah di perantauan. Menurutnya, tindakan semacam itu mencoreng tujuan dari program beasiswa yang dirancang untuk mendukung generasi muda Papua agar unggul di bidang akademik dan sosial.

Unggahannya pun mendapat perhatian luas dari masyarakat, khususnya di media sosial. Banyak warganet yang menyampaikan dukungan, memuji keberanian Desy dalam menyuarakan hal yang dinilai penting untuk masa depan generasi muda Papua. Kritiknya dianggap sebagai bentuk kepedulian terhadap kualitas sumber daya manusia di daerah tertinggal.
Baca Juga:
Dinilai Perpanjang Penderitaan Rakyat, BEM UI Kritiki Kebijakan Pemerintah
Keren! Mahasiswa IPB University Bisa Hemat Rp73 Ribu dari Wakaf Air Minum
Lebih lanjut, Desy menekankan pentingnya evaluasi berkala terhadap penerima beasiswa, demi menjamin bahwa dana yang digelontorkan pemerintah benar-benar berdampak positif. Ia berharap, program beasiswa bisa diarahkan kepada mereka yang siap bertanggung jawab dan memiliki komitmen untuk membawa perubahan.

Kritik dari Desy Aices menjadi refleksi penting bahwa beasiswa bukan sekadar bantuan finansial, melainkan juga bentuk kepercayaan dan investasi dari negara yang menuntut tanggung jawab moral dan sosial dari penerimanya.
(Virdiya/Budis)