BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Gangguan tidur serius seperti sleep apnea sering kali tidak terdeteksi karena alat pendeteksi yang tersedia dinilai mahal dan kurang nyaman. Oleh karena itu, tim mahsiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) lakukan inovasi dengan merancang SleepCare, matras pintar nonkontak yang mampu memantau sleep apnea sekaligus kualitas tidur secara efisien.
Sleep apnea terjadi akibat terhalangnya saluran pernapasan, yang dapat berakibat serius karena tubuh kekurangan oksigen. Melalui SleepCare, Mu’afa bersama timnya dari Departemen Teknik Biomedik ITS menawarkan solusi praktis berbasis matras yang nyaman digunakan.
“Pengguna hanya perlu berbaring di atas matras, dan alat akan bekerja otomatis mendeteksi sleep apnea,” ujar salah satu penggagas SleepCare, Mu’afa Ali Syakir , mengutip laman resmi ITS, Kamis (3/1/2024).
Matras ini sudah lengkap dengan sensor nonkontak berbahan nylon silver, yang bersifat konduktif dan mampu menangkap sinyal listrik jantung atau elektrokardiografi (ECG). Sinyal tersebut kemudian diproses melalui sistem instrumentasi ECG dengan algoritma Discrete Wavelet Transform (DWT) untuk mendeteksi pola ketidakteraturan detak jantung, interval waktu denyut, dan frekuensi sinyal.
Kombinasi Teknologi ECG dan PCG untuk Hasil Akurat
Selain sinyal ECG, SleepCare juga memanfaatkan sinyal suara mekanis jantung (phonocardiography atau PCG) yang direkam melalui sensor piezoelektrik pada matras. Dengan algoritma Shannon Envelope, alat ini mampu mendeteksi first heart sound (S1) dan second heart sound (S2), sehingga menganalisis pola detak jantung serta variabilitasnya secara mendalam.
“Penggabungan dua sinyal ini memberikan hasil yang lebih akurat dalam memantau sleep apnea dan kualitas tidur,” tambah Mu’afa.
Pemrosesan Data dengan Artificial Neural Network (ANN)
Data yang diperoleh dari sensor dianalisis menggunakan model Artificial Neural Network (ANN), yang menghasilkan prediksi secara cepat dan tepat waktu. Hasil analisis tersebut dapat diakses melalui situs web SleepCare, di mana pengguna juga dapat memantau data kualitas tidur mereka.
“Semua informasi bisa diakses dengan mudah melalui platform kami,” ujar Mu’afa.
Sebagai langkah preventif, SleepCare dilengkapi fitur autodialer yang mampu menghubungi kontak darurat jika alat mendeteksi kondisi berbahaya, seperti jeda napas atau ketidakteraturan pola jantung.
“Kami ingin memastikan pengguna mendapatkan bantuan secepat mungkin dalam situasi yang mengancam jiwa,” jelasnya.
BACA JUGA: Bangga! Mahasiswa ITS Ciptakan Alat Pemotong Keripik Berstandar Food Grade
TIM mahasiswa ITS ini berharap dapat mengembangkan SleepCare ini lebih lanjut melalui kerja sama dengan produsen alat kesehatan dan institusi terkait. Upaya tersebut bertujuan untuk melakukan standarisasi dan komersialisasi agar manfaat alat ini dapat dirasakan lebih luas.
(Virdiya/Usk)