JAKARTA, TEROPONGMEDIA.ID — Jagat maya dikejutkan dengan pernyataan pernyataan Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni, terkait berdatangannya kritik ‘bubarkan DPR’. Bahkan, ia menyebut, pengritik tersebut, disebut sebagai ‘orang tolol sedunia’.
“Orang yang cuman mental bilang bubarin DPR, itu adalah orang tolol sedunia,” ucap dalam unggahan video yang beredar di media sosial, dikutip Senin (25/08/2025).
Kendati begitu, pria yang dijuluki ‘Sultan Tanjung Priok’ itu tetap terbuka terhadap kritik dari masyarakat, bahkan jika disampaikan dengan nada kasar.
Namun, ia mengingatkan agar hal tersebut tidak dilakukan secara berlebihan karena dapat berdampak pada kesehatan mental.
“Ini kadang-kadang ya, masyarakat boleh kritik, boleh komplain boleh caci maki, nggak papa, kita terima, tapi ada adat istiadat yang mesti sampaikan. Kita boleh dikritik, mau bilangin ang, bi, ban**t, nggak papa, mampus-mampus nggak papa. Silakan kritik, mau ngapain juga boleh, tapi jangan mencaci maki berlebihan, itu karena merusak mental manusia, mental manusia yang begitu adalah orang tertolol sedunia, catat nih,” jelas Sahroni.
Sahroni melanjutkan, para anggota DPR memiliki peran sebagai representasi rakyat. Ia juga menilai bahwa pembubaran DPR belum tentu akan membawa perbaikan bagi jalannya pemerintahan di Indonesia.
BACA JUGA:
Ahmad Sahroni Klaim Tunjangan Rp 50 Juta DPR Kembali ke Rakyat, Bener Nih?
Anggota DPR Minta Gerbong Khusus Perorok, AHY: Banyak Hal yang Lebih Penting
“Tapi kan ingat, bahwa kita selaku wakil rakyat juga punya kerja-kerja, punya empati. Apakah dengan membubarkan DPR meyakinkan masyarakat bisa menjalani proses pemerintahan sekarang ini? belum tentu. Maka jangan menyampaikan hal-hal seenaknya, bubarin DPR, jangan,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menilai bahwa sebagian besar yang menyuarakan pembubaran DPR merupakan mereka yang belum pernah terlibat langsung dalam lembaga legislatif. Ia pun tak menampik, tidak seluruhnya anggota DPR adalah orang pintar, tetapi ada tata kelola yang harus dihormati dalam menyampaikan kritik.
“Memang yang ngomong itu rata-rata yang nggak pernah duduk di DPR. Emang kita orang pintar semua? Kita bodoh semua, tapi ada tata cara kelola bagaimana menyampaikan kritik yang harus dievaluasi oleh kita. Kita memang belum tentu benar, belum tentu hebat, enggak, tapi minimal kita mewakili kerja-kerja masyarakat yang. Jangan dikit-dikit DPR ngomongin masalah ini, dihujat, ini dihujat, nggak papa, mau menghujat sampai mampus juga nggak papa, masih berdiri DPR nya sampai kapanpun tidak akan berubah, sama saja,” pungkasnya.
(Saepul)