BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Komunikasi kapal kemanusiaan Madleen yang bergerak ke Gaza dilaporkan diputus oleh pasukan Israel. Kapal tersebut juga disemprot dengan bahan kimia oleh drone-drone milik Israel yang mengelilinginya.
Kontak terakhir dengan Madleen hilang setelah kapal itu dicegat oleh pasukan komando Israel di wilayah perairan internasional. Mereka memerintahkan seluruh orang di kapal untuk mematikan ponsel. Huwaida Arraf, salah satu pendiri Gerakan Solidaritas Internasional, mengonfirmasi bahwa pihaknya telah kehilangan kontak dengan kapal Madleen.
Sementara itu, Yasemin Acar, yang berada di atas kapal Madleen, mengatakan kepada Aljazirah bahwa empat kapal mendekati mereka, sementara dua kapal lainnya masih berada di sekitar lokasi.
“Kami sangat dekat dengan Gaza, sekitar 100 mil jauhnya,” kata aktivis Jerman itu, dikutip Senin (9/5/2025).
Ia mengungkapkan, pihaknya membunyikan alarm setelah melihat empat kapal mendekat secara bersamaan.
“Kami membunyikan alarm karena kami melihat empat kapal mendekati kami secara bersamaan, dua di antaranya memiliki lampu biru,” katanya.
Ia mengatakan tiba-tiba melihat banyak cahaya.
“Kami tiba-tiba melihat banyak cahaya di sekitar kami,” tambahnya.
Acar mengungkapkan dua perahu datang sedekat 200 meter dari Madleen sebelum berangkat, sementara dua kapal lainnya tetap berada di dekatnya.
“Dua di antaranya masih tepat di depan saya, berhenti begitu saja. Kami punya alasan untuk percaya bahwa ini adalah perang psikologis,” tambahnya.
Acar mengatakan itu sebuah intimidasi agar mereka berbalik arah.
“Itu hanyalah cara untuk mengintimidasi kami dan cara untuk membuat kami berbalik dan tidak mencoba menentang blokade ilegal di Gaza.”
Tak lama setelah itu, awak kapal Madleen terpaksa berlindung ketika dua drone terbang rendah di atas kapal mereka, menurut laporan Pelapor Khusus PBB, Francesca Albanese. “Dua drone melayang di atas kapal Madleen. Mereka menyebutnya quadcopter, yang berbahaya. TIM BERLINDUNG,” tulis Albanese dalam unggahannya di platform X.
Koalisi Freedom Flotilla Gaza mengungkapkan bahwa drone quadcopter mengepung kapal Madleen dan menyemprotnya dengan zat mirip cat putih. “Komunikasi terganggu dan muncul suara-suara mengganggu yang disiarkan melalui radio,” tulis mereka dalam unggahan di Instagram.
Huwaida Arraf, salah satu pendiri Gerakan Solidaritas Internasional yang turut mendukung Freedom Flotilla Gaza, membenarkan peristiwa tersebut. “Beberapa waktu lalu, komunikasi dengan kapal tampaknya terputus,” ujar Arraf kepada Aljazirah dari Sisilia. “Kami kehilangan seluruh kontak dengan rekan-rekan kami di kapal Madleen.” Ia menambahkan, “Sebelum komunikasi hilang, kami mendapat kabar bahwa dua drone terbang di atas kapal dan menjatuhkan semacam bahan kimia. Kami belum tahu persis zat apa yang digunakan.”
Menurutnya, sejumlah orang mengalami iritasi pada mata. “Sebelumnya, kapal Madleen juga didekati oleh kapal lain dengan cara yang sangat mengintimidasi. Selama sekitar satu setengah jam terakhir, mereka berada di bawah ancaman dari pasukan Israel,” lanjutnya.
Baca Juga:
RS Indonesia di Gaza Diserang Militer Israel , 55 Orang Terjebak
Pembantaian Israel di Sekolah Gaza, Saksi Jelaskan Kengerian Serangan!
“Terakhir kali kami berhasil menghubungi mereka, kami mendapat informasi bahwa kapal dikepung oleh pasukan komando angkatan laut Israel dan tampaknya mereka akan mengambil alih kapal tersebut,” ungkapnya.
Kapal Madleen, yang dijalankan oleh Koalisi Freedom Flotilla, sedang menuju Gaza dengan membawa bantuan kemanusiaan di tengah krisis kelaparan parah akibat blokade total yang diberlakukan Israel selama beberapa bulan terakhir. Aktivis lingkungan Greta Thunberg termasuk di antara 12 relawan kemanusiaan yang berada di atas kapal dalam upaya menembus pengepungan Israel di Jalur Gaza yang telah berlangsung sejak tahun 2007.
(Virdiya/_Usk)