BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Pemerintah meluncurkan program dana hibah penelitian kolaboratif dalam upaya mendukung transisi energi di Indonesia. Program ini merupakan kolaborasi antara Indonesia dan Australia dengan skema co-founding atau pendanaan bersama.
Inisiatif ini didukung oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) dan Platform Kemitraan Pengetahuan Australia-Indonesia (KONEKSI).
Tema penelitian yang dicanangkan dalam program ini adalah “Mendukung Transisi Energi yang Adil dan Merata di Indonesia.”
Mengutip dari website KONEKSI, program hibah ini bertujuan untuk mengeksplore solusi teknologi berkelanjutan yang potensial.
Selain itu, penelitian kolaboratif antara Indonesia dan Australia ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi dampak sosial ekonomi dari transisi energi pada masyarakat dan menciptakan model pendekatan untuk memastikan pertumbuhan berkelanjutan, penciptaan lapangan kerja, dan kebermanfaatan yang adil dari transisi energi.
Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan (Dirjen Risbang) Kemdiktisaintek, Fauzan Adziman mengatakan bahwa inisiatif ini berfokus pada prioritas nasional yang mendesak.
“Melalui panggilan bersama ini, Kemdiktisaintek bertujuan untuk mendorong kemitraan internasional yang menghasilkan solusi inovatif demi masa depan energi yang berkelanjutan dan berkeadilan di Indonesia,” ujar Fauzan, Rabu (12/3/2025), seperti dikutip Teropongmedia dari Kompas.
Lebih jauh, program dana hibah penelitian ini merupakan langkah inovatif kedua negara sebagai bentuk kerjasama untuk mendorong kemitraan di bidang ilmu pengetahuan dan kolaborasi internasional dalam penelitian teknologi baru.
Jumlah Investasi
Fauzan menyampaikan, dalam program pendanaan bersama ini, kedua pihak masing masing menggelontokan investasi sebesar Rp20 miliar dengan total dana investasi sebesar Rp40 miliar.
Ia menambahkan bahwa investasi Indonesia sepenuhnya berasal dari dana Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Kemdiktisaintek mengatakan bahwa pihaknya berkolaborasi bersama Kementerian Keuangan dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk nantinya menyeleksi proposal penelitian.
BACA JUGA:
ESDM Susun Direktorat Baru untuk Percepat Transisi Energi Indonesia
Menuju Net Zero Emission 2060: Indonesia Pacu Transisi Energi di Tengah Gejolak Geopolitik
Pendaftaran Hibah Penelitian
Mengutip dari website KONEKSI, seleksi hibah penelitian terbagi dalam dua tahap. Berikut ini rincian timeline pendaftaran program.
Tahap 1 Pernyataan Minat (Expression of interest)
- 12 Maret 2025: Pembukaan Pernyataan Minat atau Expression of interest (EOI)
- 9 April 2025: Penutupan EOI
Tahap 2 Pengumuman Proposal
- 2 Mei 2025: Undangan untuk mengajukan hibah
- 2 Juni 2025: Batas akhir pengajuan hibah
- Juli 2025: Persetujuan hasil proses seleksi
- Agustus 2025:
- Negosiasi dan pemberian perjanjian hibah
- Pemberitahuan kepada pelamar yang tidak berhasil
Waktu pelaksanaan program hibah di perkirakaan akan dimulai pada bulan Agustus 2025. Sedangkan Durasi hibah penelitian ini akan berlaku Hingga 31 Desember 2026
Terkait dengan pendaftaran program koneksi dapat diakses pada website KONEKSI.
Kesempatan dan Peluang
Direktur Riset LPDP, Ayom Widipaminto, menyatakan bahwa dengan adanya program hibah ini dapat membuka peluang bagi peneliti Indonesia untuk berkolaborasi dengan pakar internasional dalam mendukung penelitian di bidang transisi energi. Selain itu, ia berharap hasil riset transisi energi dari program ini nantinya dapat memberikan manfaat secara luas kepada masarakat Indonesia.
(Raidi/Aak)