BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID –– Penyelidikan kasus pelajar 16 tahun yang tewas bunuh diri diduga akibat dibuli di Kabupaten Garut masih di dilakukan pendalaman. Terkait kasus ini, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi (KDM) gandeng kepolisian dan psikolog.
Kesimpulan dari hasil investigasi direncanakan akan diumumkan oleh tim yang menangani kasus ini pada Rabu pekan depan.
“Semoga dalam hari Rabu sudah selesai, sudah rampung kita sudah buat kesimpulan,” ujar Dedi di Gedung DPRD Jabar, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, dikutip Minggu (20/7/2025).
Ia menuturkan kasus bunuh diri yang menimpa seorang pelajar tidak semata-mata disebabkan oleh aksi perundungan, melainkan terdapat sejumlah faktor lain yang diduga turut mendorong korban mengambil keputusan tragis tersebut.
“Itu peristiwanya bukan peristiwa yang seperti muncul ke permukaan yang hari ini dipahami sebagai bully, tetapi ada aspek yang bersifat kompleks yang menurut saya itu psikologi yang dialami oleh Gen Z hari ini,” kata Dedi.
Ia menjelaskan penambahan tim investigasi yang melibatkan kepolisian dan psikolog dilakukan untuk mengungkap secara mendalam penyebab utama dari kasus tersebut.
Dedi juga menyampaikan kekhawatirannya terhadap kemungkinan adanya pengaruh dari kelompok eksternal yang turut andil dalam merosotnya moral remaja di lingkungan sekolah.
Kekhawatiran itu diperkuat oleh kondisi pergaulan remaja saat ini yang dinilai semakin mengkhawatirkan, terutama akibat dampak negatif media sosial yang turut membentuk pola pikir dan karakter generasi muda.
“Dan dari konten media sosial itulah lahir pengaruh dan terpapar. Jadi yang disebut hari ini, kalau dulu terpapar radikalisme, hari ini ancaman terpapar itu adalah virus yang dikembangkan melalui jaringan-jaringan kemudian menjadi tontonan dan itu membuat pengaruhi termasuk tawuran, pelecehan seksual, seks massal,” kata Dedi.
Dedi mengimbau para bupati dan wali kota untuk turut ambil bagian dalam upaya pencegahan agar kasus bunuh diri di kalangan pelajar tidak terulang di kemudian hari.
Salah satu langkah yang diusulkan adalah menghadirkan psikolog di lingkungan sekolah sebagai bentuk penguatan layanan bimbingan dan konseling, yang selama ini hanya ditangani oleh guru BK.
Baca Juga:
Tak Tahan Perundungan di Sekolah, Remaja di Garut Diduga Bunuh Diri
Buntut Kasus Perundungan Siswa Berujung Bunuh Diri, Kepsek SMAN 6 Garut Dipecat!
Ia berharap, kehadiran tenaga profesional tersebut dapat membantu memutus rantai pola pikir negatif yang tengah berkembang di kalangan siswa.
“Hari ini menurut saya sudah semestinya. Saya akan mengajak pula Bupati/Wali Kota. Sudah semestinya di setiap sekolah ada psikolog, terutama SMA dan SMP karena tak mungkin lagi Guru BK. Problemnya sudah akut,” kata Dedi.
(Virdiya/Aak)