BANDUNG,TEROPONGMEDIA.ID — Akhir-akhir ini semakin marak fenomena hamil usia di bawah usia 20 tahun. Namun, hamil di usia tersebut akan menimbulkan beberapa risiko kesehatan, baik bagi ibu dan anaknya.
Usia remaja dianggap kurang ideal untuk kehamilan karena tubuh belum sepenuhnya siap menjalani perubahan yang signifikan selama masa kehamilan dan persalinan.
Artikel ini akan membahas sejumlah risiko yang akan terjadi, karena hamil di bawah umur 20 tahun yang perlu Anda ketahui.
Risiko Fisik bagi Ibu di Usia Remaja
1. Preeklamsia dan Eklampsia
Remaja yang hamil lebih rentan mengalami preeklamsia, yaitu kondisi yang ditandai oleh tekanan darah tinggi dan adanya protein dalam urin.
Jika tidak diatasi, kondisi ini dapat berkembang menjadi eklampsia yang berbahaya, berpotensi mengancam nyawa ibu dan bayi.
2. Anemia
Remaja lebih berisiko mengalami anemia karena kebutuhan zat besi yang meningkat selama kehamilan. Kondisi ini dapat mempengaruhi suplai oksigen ke janin, meningkatkan risiko kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah.
3. Persalinan Prematur
Risiko persalinan prematur lebih tinggi pada ibu di bawah 20 tahun. Bayi yang lahir prematur memiliki peluang lebih besar untuk menghadapi komplikasi kesehatan, termasuk gangguan pernapasan, masalah penglihatan, dan keterlambatan perkembangan.
Dampak Kehamilan pada Bayi
1. Berat Badan Lahir Rendah
Bayi yang lahir dari ibu remaja sering kali memiliki berat badan lahir rendah. Kondisi ini meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan, seperti gangguan pernapasan, infeksi, dan kesulitan dalam pertumbuhan.
2. Gangguan Perkembangan
Anak-anak yang lahir dari ibu remaja lebih berisiko mengalami keterlambatan perkembangan kognitif dan motorik. Hal ini dapat berdampak pada kemampuan belajar dan interaksi sosial anak di kemudian hari.
3. Potensi Penyakit Kronis
Penelitian menunjukkan bahwa bayi dari ibu di bawah usia 20 tahun memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengalami penyakit kronis di kemudian hari, seperti diabetes dan hipertensi, akibat dari faktor-faktor seperti berat lahir rendah dan persalinan prematur.
Risiko Psikologis bagi Ibu Remaja
1. Depresi dan Stres
Kehamilan di usia remaja seringkali menimbulkan tekanan psikologis yang besar. Ibu muda mungkin merasa kewalahan menghadapi tanggung jawab besar, yang pada gilirannya dapat memicu depresi postpartum dan gangguan kecemasan.
2. Rendahnya Dukungan Sosial
Ibu remaja cenderung memiliki dukungan sosial yang lebih sedikit, baik dari keluarga maupun teman, dibandingkan dengan ibu yang hamil pada usia yang lebih dewasa. Kurangnya dukungan ini dapat memperburuk kondisi mental dan emosional ibu.
Pencegahan dan Solusi
1. Pendidikan Kesehatan Reproduksi
Menyediakan pendidikan kesehatan reproduksi yang komprehensif di sekolah-sekolah sangat penting untuk mencegah kehamilan remaja. Informasi mengenai kontrasepsi dan dampak kehamilan di usia muda harus dijelaskan secara jelas dan terperinci.
2. Akses ke Layanan Kesehatan
Pemerintah perlu memastikan bahwa remaja memiliki akses mudah ke layanan kesehatan reproduksi, termasuk konsultasi kontrasepsi dan perawatan kehamilan.
Ini sangat penting untuk mengurangi risiko kesehatan yang terkait dengan kehamilan di bawah usia 20 tahun.
3. Dukungan Psikososial
Mendukung ibu remaja secara psikososial sangat penting untuk membantu mereka menghadapi tantangan emosional dan mental selama kehamilan dan setelah melahirkan. Ini bisa berupa dukungan dari keluarga, teman, maupun komunitas lokal.
BACA JUGA: 5 Manfaat Edukasi Seks Sejak Dini, Orangtua harus Tahu!
Itulah berbagai risiko yang terjadi akibat hamil di bawah usia 20 tahun. Sebab, tubuhnya kurang siap untuk menjalani kehamilan.
(Virdiya/Budis)