BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Akibat lonjakan volume bongkar muat peti kemas sejak Kamis (17/4/2025), kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, lumpuh total.
Dewan Pengurus Pusat Asosiasi Pemilik Pelayaran Nasional Indonesia (Indonesian National Shipowners’ Association/INSA) meminta semua pihak tak saling menyalahkan. Justru, semua pemangku kepentingan harus saling mendukung dan bekerja sama untuk mengatasi kemacetan di Pelabuhan Tanjung Priok.
Demikian disampaikan Ketua Umum DPP INSA Carmelita Hartoto, dalam keterangan di Jakarta, Jumat (18/4/2025).
“DPP INSA mengajak seluruh pihak untuk menahan diri untuk tidak saling menyalahkan terkait kemacetan yang terjadi di Pelabuhan Tanjung Priok,” katanya seperti dikuti[ Teropongmedia, Sabtu (19/4/2025).
BACA JUGA:
Ratusan Truk Terjabak Macet Horor Tanjung Priok, Ini Penjelasan Dishub
Macet di Pelabuhan Tanjung Priok Horor, Apa Biang Keroknya?
Menurutnya, kemacetan terjadi karena peningkatan kegiatan ekspor di Pelabuhan Tanjung Priok. Ini menjadi sinyal positif bahwa kegiatan ekspor Indonesia tetap menggeliat di tengah situasi tekanan global akibat tarif resiprokal yang ditetapkan Amerika.
“Memang terjadi kemacetan yang harus jadi catatan perbaikan ke depan. Tapi peningkatan kegiatan ekspor di Pelabuhan Priok di tengah tekanan tarif resiprokal adalah berkah tersendiri yang mesti disyukuri,” ujarnya.
Carmelita mengatakan, pihaknya telah melakukan komunikasi dan koordinasi dengan Pelindo terkait dengan kondisi kemacetan yang terjadi. Menurutnya, Pelindo sebagai operator Pelabuhan Tanjung Priok telah bersikap responsif.
Di antaranya, Pelindo mengambil langkah terukur dengan memaksimalkan area-area buffer dan lapangan yang dapat dijadikan kantong parkir. Serta pengalihan lalu lintas truk ke dalam gate pos 9.
Menurut Carmelita, para pelaku usaha juga memahami, Pelindo tengah melakukan penanganan jangka panjang untuk mencegah kemacetan kembali terjadi di masa mendatang. Salah satunya dengan membangun area jalan untuk mengurangi kepadatan lalu lintas di tol maupun jalan arteri di sekitar Pelabuhan Tanjung Priok.
Hanya saja, pembangunan jalan ini membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Karena ini membutuhkan dukungan dan koordinasi pihak Kementerian Pekerjaan Umum, Pemprov DKI dan instansi lainnya.
“Bukan saatnya kita saling menyalahkan, tapi kita harus mendorong Pelindo untuk lebih baik ke depan dengan memberikan layanan terbaik. Termasuk pencegahan kemacetan jalan masa depan,” ucapnya.
Diketahui, kemacetan terjadi di Pelabuhan Tanjung Priok hingga ke jalan sekitar lokasi pelabuhan. Kemacetan ini terjadi karena peningkatan aktivitas bongkar muat ekspor.
Salah satu titik kemacetan terjadi di NPCT 1 yang disebabkan peningkatan volume kendaraan yang melakukan kegiatan receiving delivery petikemas. Dipastikan juga kegiatan bongkar muat berjalan lancar serta tidak terjadi error sistem di Gate Pelabuhan maupun di Terminal Petikemas Pelabuhan Priok.
(Usk)