JAKARTA, TEROPONGMEDIA.ID — Kebijakan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi yang menetapkan satu kelas SMA Negeri berisikan 50 siswa dinilai berdampak serius terhadap sekolah swasta di Jawa Barat. Salah satunya adalah SMA Muhammadiyah 1 Depok, yang hanya menerima lima siswa baru dalam Penerimaan Murid Baru (PMB) tahun 2025.
Hal itu diungkap Wakil Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 1 Depok, Muhammad Zakaria.
“Kejadian ini bukan hanya di sekolah kami saja, tapi juga hampir di seluruh sekolah swasta di Jawa Barat. Bahkan ada yang hanya mendapat satu siswa,” kata Zakaria kepada wartawan, Selasa (22/7/2025).
Menurut Zakaria, kebijakan penambahan jumlah siswa dalam satu kelas di sekolah negeri telah mempersempit ruang gerak sekolah swasta dalam menjaring siswa. Ia pun menyampaikan kritik langsung kepada Dedi Mulyadi .
“Mohon maaf kepada Kang Dedi ini selaku Gubernur Jawa Barat, kebijakan bapak yang menerapkan di sekolah negeri 1 rombel 50 siswa, menyebabkan sekolah swasta yang ada di seluruh Jawa Barat terutama di sekolah kami SMA Muhammadiyah 1 Depok mengurangi atau menurunkan daya berkurangnya murid,” ujar Zakaria.
Sebelum adanya kebijakan dari Dedi Mulyadi, kata dia, sekolah swasta banyak diminati namun setelah kebijakan tersebut mengalami penurunan. SMA 1 Muhammadiyah Depok sebelumnya memiliki 20 siswa baru, namun tahun ini hanya memiliki lima siswa.
“Dulu kan di negeri cuma paling 30, terus 35, terus bisa jadi 50 siswa dalam satu rombel yang mengakibatkan banyak sekolah swasta terkena dampaknya ini,” jelas Zakaria.
Meskipun jumlah pendaftar menurun drastis, Zakaria tetap menekankan bahwa sekolah tidak akan menurunkan standar kualitas pendidikan.
“Meski hanya lima siswa, kami tetap akan memberikan pendidikan terbaik. Kami anggap mereka setara dengan 50 siswa,” tambahnya.
SMA Muhammadiyah 1 Depok juga tetap membuka peluang untuk pendaftaran siswa pindahan atau gelombang susulan, sebagai bentuk ikhtiar memperbaiki angka partisipasi siswa di tengah tantangan kebijakan yang ada.
Baca Juga:
Insiden Maut Pernikahaan Anak Dedi Mulyadi di Garut Bisa Dijerat Pasal Pidana
Jerit Tuntutan Pencabutan Study Tour, Dedi Mulyadi Enggan Kompromi!
Dedi Mulyadi Klaim Sekolah Favorit Tidak Terdampak
Menanggapi polemik tersebut, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi membantah bahwa kebijakannya secara langsung merugikan sekolah swasta. Menurutnya, tren penurunan pendaftar di sekolah swasta telah berlangsung sejak lima tahun terakhir.
“Coba dicek data di Purwakarta. Kecenderungan sekolah swasta memang sudah menurun sejak lima tahun terakhir,” kata Dedi, Senin (21/7/2025).
Ia menilai bahwa kualitas dan daya tarik sekolah swasta menjadi faktor utama penyebab menurunnya pendaftar, bukan semata karena kebijakan pemerintah.
“Sekolah swasta yang diminati dan memiliki kualifikasi justru tetap penuh. Tapi mungkin ada sekolah yang dulunya dapat 30, sekarang tinggal 15. Itu yang terjadi,” jelasnya.
(Dist)