TERNATE, TEROPONGMEDIA.ID – Anggota Komisi III DPRD Kota Ternate, Nurlaela Syarif, menyuarakan keprihatinannya atas meningkatnya kasus kematian tidak wajar di sejumlah daerah di Maluku Utara. Ia mendorong adanya intervensi aktif dari tingkat rukun tetangga (RT) guna mengatasi persoalan tersebut.
“Untuk pola intervensinya, setiap RT harus memberikan informasi terkait kondisi di lingkungannya masing-masing,” kata Nurlaela, Rabu (9/4/2025).
Nurlaela menyebut, dalam tiga tahun terakhir, daerah seperti Kota Ternate, Halmahera Selatan, dan Halmahera Utara mencatatkan angka kematian tidak wajar yang cukup tinggi. Ia menekankan pentingnya pengkajian lebih lanjut, baik dari sisi kesehatan fisik maupun psikologis.
“Harus ada kajian kesehatan dan psikologis yang optimal, karena dikhawatirkan hal ini bisa menjadi budaya meniru dan tren negatif di masyarakat,” ujarnya.
Menurutnya, pencegahan harus dimulai dari tingkat bawah karena informasi awal biasanya bersumber dari lingkungan sekitar. Ia memperkirakan, dalam satu wilayah RT terdapat sekitar tiga hingga empat rumah yang membutuhkan perhatian khusus.
Lebih lanjut, Nurlaela menambahkan bahwa saat ini sudah tersedia fasilitas layanan skrining kesehatan jiwa di sejumlah puskesmas, yang seharusnya dimanfaatkan sebagai program rutin di tingkat komunitas.
“Ini seharusnya jadi program berkelanjutan untuk mendukung upaya pemerintah daerah dalam pencegahan,” tambahnya.
Nurlaela juga menyoroti pentingnya regulasi yang berpihak pada penanganan masalah kesehatan jiwa, dengan mendorong implementasi Undang-Undang Kesehatan Nomor 17 Tahun 2023, khususnya Pasal 75 Ayat 1, untuk diturunkan menjadi peraturan daerah (Perda).
“Kita butuh Perda yang menindaklanjuti aturan itu agar penanganan di lapangan lebih kuat dan terarah,” tegasnya.
BACA JUGA:
Pemprov Malut Panggil Manajemen PT NHM, Bahas Hak Karyawan yang Belum Dibayar
Tunggakan BPJS Kesehatan di Kota dan Kabupaten Malut Capai Miliaran Rupiah
“Sehingga ada keseriusan kita dalam mengawal kasus-kasus seperti ini, “tegas Nurlela Syarif.
“Karena sampai pada titik menghilangkan nyawa dengan tidak wajar panjang, kalau kita lihat historinya.”
Ia mengungkapkan, kemungkinan pemicu kasus ini ialah adanya narkoba, miras, perceraian dan aktifitas negatif lainnya.
“Mungkin dibelakangnya (pemicu) ada narkoba, miras, perceraian dan aktifitas negatif lainnya, ” tukasnya.
(Virdiya/Budis)