BANDUNG,TM.ID: Apakah kamu pernah menonton film “Gadis Kretek”? Film ini, adaptasi dari novel karya Ratih Kumala. Film ini membawa penonton masuk ke dalam kisah cinta, keluarga, dan kisah-kisah di seputar kretek.
Namun ternyata, di balik keindahan kisah romantis dan aroma harum kretek terselip latar belakang tragis peristiwa 1965. Peristiwa ini menjadi bagian tak terpisahkan dari film “Gadis Kretek”. Melansir dari berbagai sumber berikut sejarah peristiwa tragis tahun 1965.
Peristiwa 1965 dalam “Gadis Kretek”
Dengan mengambil latar tahun 1960-an, serial “Gadis Kretek” memperlihatkan pergerakan Partai Merah yang disampaikan melalui radio. Anggota Partai Merah terlibat dalam produksi kretek Merah dan berkolaborasi dengan Soeraja.
Tetapi tiba-tiba Partai Merah menghilang dan kretek Merah tersebar secara acak. Ini termasuk kepada Soeraja dan keluarga Idroes.
Radio memberitakan pembantaian enam jenderal dan seorang perwira, mengakibatkan kekacauan di pasar. Keluarga Idroes pun dituduh terlibat dengan Partai Merah dan terseret keluar rumah dengan kasar.
BACA JUGA: Sejarah Inisial Kota “M” yang Disebut Dalam Serial Gadis Kretek
Mengenang Peristiwa Pembunuhan Massal 1965
Pandangan yang terdapat dalam “Gadis Kretek” membangkitkan kenangan sejarah kelam Indonesia tahun 1965. Peristiwa ini terjadi karena adanya G30S yang berujung pada penculikan dan pembunuhan tujuh perwira TNI AD oleh pasukan Cakrabirawa.
Awalnya hanya penculikan, namun berubah menjadi aksi pembantaian. Soeharto menuduh PKI sebagai dalang G30S dan tanpa bukti yang kuat. Darisitu mulailah pembersihan komunis di seluruh Indonesia.
Soeharto mengutus pasukan terjun payung untuk membunuh anggota dan simpatisan PKI. Mulai Oktober 1965 hingga Maret 1966, sampai jutaan orang tewas dalam pembunuhan massal ini.
Film ini bukan sekadar hiburan, tetapi juga medium untuk mengingatkan kita akan peristiwa bersejarah yang terjadi di Indonesia. Melalui film ini kita belajar dari masa lalu dan menghargai keragaman yang melekat pada Indonesia.
(Kaje/Usk)